JAKARTA– Ketua Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia (ASBISINDO), Hery Gunardi, mengatakan meski di tengah pandemi Covid-19, perbankan syariah memiliki pertumbuhan bagus.
“Berdasarkan data Agustus 2021, aset tumbuh sebesar 15,29 persen, pembiayaan sebesar 7,67 persen, dan dana pihak ketiga sebesar 14,78 persen,” katanya saat menjadi narasumber pada Ijtima Sanawi Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI, Kamis (2/12).
Menurutnya, pertumbuhan ini justru berbeda dengan perbankan nasional. Aset perbankan nasional hanya tumbuh 6,95 persen, pembiayaan 1,22 persen, dana pihak ketiga hanya 8,86 persen.
Data ini, kata data, menunjukkan momentum bagus perkembangan bank syariah di Indonesia.
“Kemungkinan karena masyarakat melihat bisnis dan keuangan syariah ini, dengan pola bagi hasil, lebih cocok di masa pandemi,’’ungkapnya.
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) ini menambahkan, merger bank syariah BUMN menjadi BSI masuk tujuh besar bank nasional. Selain peringkat, kinerja BSI menjadi lebih solid dan skala ekonominya menguat.
‘’Fakta menunjukan bahwa perbankan syariah lebih tumbuh tinggi dibandingkan dengan industrinya. Alhamdulillah, Covid-19 ini telah mengubah perilaku manusia, menyebabkan Indonesia hidup dengan kebiasaan baru yang semakin going digital,” tuturnya.
Kabar menggembirakan dari industri keuangan syariah ini, tutur dia, tidak lepas dari perkembangan tekhnologi digital yang semakin baik.
“Digitalisasi ini menjangkau semua ekosistem ekonomi syariah yang sangat beragam mulai dari makanan halal, lembaga amil zakat, pesantren, wisata halal, haji dan umroh, Masjid dan lainya,” pungkasnya. (Saddam El Ghifari/Azhar)