JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat menggelar menggelar webinar dengan tema ‘’Arah Kebijakan Pengembangan Ekonomi Indonesia Pasca Pandemi’’, Rabu (10/11/2021).
Kegiatan ini merupakan Road To Kongres Ekonomi Umat II yang rencannya akan digelar pada 10-12 Desember 2021 di Hotel Sultan, Jakarta Pusat. Sekertaris Jenderal MUI, Buya Amirsyah Tambunan, menjadi keynote speaker dalam kegiatan ini.
Selain itu, hadir sebagai narasumber Kepala Bappenas RI Dr H Suharso Monoarfa, dan Ekonom Dr Hendri Saparini, serta moderator oleh Wakil Ketua KPEU MUI Dr Mukhaer Pakkana.
Dalam paparannya sebagai Keynote Speaker, Sekjen MUI Buya Amirsyah Tambunan, mengungkapkan beberapa hal di antaranya bahwa kebijakan yang dilakukan seharusnya berpihak dan memberikan perhatian kepada UMKM. Menurutnya, selama pandemi Covid-19 ini yang paling merasakan dampaknya adalah UMKM.
‘’Sangat merasakan dampak pandemic ini UMKM. Kalau kita hitung di Indonesia menurut hemat saya sangat dominan merasakan keterpurukan ekonomi ini,’’ujarnya.
Sementara itu, kepala Bappenas RI, Dr H Suharso Monoarfa, mengatakan aktivitas masyarakat saat ini sudah mulai meningkat. Bahkan, dari berbagai sumber mengatakan bahwa perkembanganya pun sudah semakin membaik.
‘’Konsumsi perlahan mulai menunjukan perbaikan, dilihat dari triwulan, beberapa indikator investasi mulai menunjukan perbaikan, mengenai ekspor dan impor meningkat, sehingga menunjukan mudah-mudahan produksi sedang bergerak terutama sektor manufaktur,’’ungkapnya.
Meski begitu, menurut ekonom Dr Hendri Saparini, pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19 masih dilanda ketidakpastian. Hal ini lantaran masih adanya kasus Covid-19 yang bahkan masih ada potensi terjadinya gelombang lanjutan akibat pandemi Covid-19.
Untuk mengantisipasi hal ini, Hendri Saparini menyebut bahwa pelaksanaan vaksinasi harus dipercepat. Meski tidak mudah, namun dia melihat bahwa bahwa pemulihan ekonomi di Indonesia lebih besar dibanding negara tetangga.
‘’Memulihkan ekonomi Indonesia memang tidak mudah, tetapi dibandingkan dengan Singapura yang mereka tidak punya ruang luas untuk bermanuver. Kita ini punya ruang yang luas. Kita ini asal mobilitas ini bergerak, maka sebenarnya akan bisa membalikan sekedar untuk pulih itu sangat memungkinkan,’’ pungkasnya. (Sadam Alghifari-Angga)