JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tangerang Selatan (Tangsel) berkomitmen untuk mengembangkan Seni Budaya sebagai sarana penyampaian pesan dakwah.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Umum MUI Tangsel, KH Abdul Rojak, dalam kegiatan Halaqah Seni Budaya Islam, Kamis (28/10).
Menurutnya, MUI bukan hanya menguasai teori-teori tentang seni yang Islami secara dalil AlQuran maupun hadis.
“MUI harus mampu memproduksi konten seni yang Islami untuk dipersembahkan dan tonton oleh masyarakat,”ujarnya.
Selain itu, dia juga mengapresiasi terselenggaranya kegiatan ini demi memberi wawasan dalam pengembangan Seni Budaya Islam.
Dia berharap, dengan mengadakan kegiatan Halaqoh seni budaya Islam, seni budaya bernuansa Islami dapat dikemas secara visual untuk tujuan berdakwah. Dengan demikian, dakwah tidak hanya dilakukan dari podium ke podium, tetapi bisa melalui siber.
“Jangkaun kemasannya sangat terbuka pada teknologi, dan terkoneksi satu dengan lain. MUI bukan hanya menjadi penonton, tapi produser kesenian Islami,” paparnya.
Ia berharap, kedepan kegiatan seni budaya seperti ini tidak hanya melalui seminar, tetapi bisa diwujudkan dalam bentuk pentas seni seperti lomba Marawis, Qoshidah, Stand Up, dan lainya.
Acara Halaqah Seni Budaya Islam dipandu oleh artis komedi nasional Narji. Ia juga selaku pengurus MUI Tangsel Komisi Pengembangan Seni Budaya Islam.
Dalam acara itu, artis yang dikenal dengan Dik Doank didaulat menjadi salah satu narasumber. Di awal paparannya, artis yang saat ini menjadi pendakwah itu mengajak para peserta yang hadir untuk menata hati dengan ikhlas. Menurutnya Islam sangat mengedepankan keindahan.
“Allah itu indah, dan menyukai keindahan. Seni itu indah, tinggal bagaimana kita melakukannya sesuai dengan kerindhoannya,” ucapnya.
Dia mengatakan, kesenian menjadi sangat urgen bagi kehidupan manusia dan dapat menjadi salah satu media penyampaian dakwah.
“Karena seni dan budaya bisa diterima banyak kalangan dan ruangan. Dengan harapan punya kesempatan membawa Indonesia dan Islam,” tambahnya.
Kegiatan yang diselenggarakan di Saung Bakso Kemuning 57, Pamulang dihadiri sejumlah tokoh diantaranya Kabag Kesra Tangsel, Heli Slamet, Ketua Lasqi Tangsel Ratu Nuraeni, Ketua Komisi Pengembangan Seni Budaya Islam Hariyadi Saidih, Pengurus MUI Tangsel, dan para peserta dari berbagai unsur masyarakat.
Ketua Komisi Pengembangan Seni Budaya Islam, Hariyadi Saidih, menjelaskan Seni apapun itu bisa memunculkan dampak positif maupun negatif.
Dia mengatakan, komisi pengembangan Seni Budaya Islami mendapatkan amanah untuk menghidupkan kembali seni budaya Islam di Nusantara secara positif.
“Semua ada yang positif konstruktif ada juga yang destruktif. Yang perlu dipopulerkan kembali di masyarakat adalah seni dan budaya yang konstruktif,” pungkasnya.
(Sadam Al-Ghifari/Angga)