GRESIK – Majelis Ulama indonesia (MUI) Kabupaten Gresik, Jawa Timur mencari bibit penceramah muda dengan mengadakan Festival da’i tingkat Jawa Timur. Kegiatan ini masuk dalam rangkaian Hari Santri Nasional (HSN) 2021.
Kegiatan yang diadakan di Masjid Agung Gresik di Jalan Dr Wahidin ini, memiliki rangkaian kegiatan seperti Workshop dan Lomba Berkah Cerita Islam, Pendidikan Kader Ulama, Festival Bedug Teter, Halaqoh Ulama Umara dan Launching Bina Santun Berkendara.
Ketua MUI Gresik KH Mansoer Shodiq mengatakan, gelaran festival da’i ini bertujuan untuk mencari bibit unggul dalam bidang dakwah. Selain itu, ia juga mengapresiasi terlaksananya kegiatan ini.
Menurutnya, dakwah sendiri memiliki perananan yang sangat penting dalam penyebaran agama islam. Bahkan, lanjutnya, Islam sampai ke penjuru dunia karena berkat dakwah.
“Islam sampai ke penjuru dunia adalah karena dakwah. Dakwah tidak terlepas dari pendakwah dimana salah satu strategis dalam pengembangan ajaran Islam,”ujarnya, dikutip dari Cakrawala Muslim saat membuka Festival Da’i, Rabu (27/10)
Kiai Mansoer menuturkan, dakwah memiliki banyak metode yang bisa diterapkan oleh para da’i. Ia menyebut 3 metode dakwah yaitu dakwah bil lisan, bil qolam bil hal, dan bil mal.
Dia mengungkapkan, bahwa dakwah bil hal bukan mengganti atau perpanjangan dari dakwah bil lisan. Tetapi, lanjutnya, keduanya memiliki peranan penting dalam proses penyampaian ajaran Islam dengan tetap menjaga isi dakwah yang disampaikan.
“Peran da’i dalam dakwah bil hal sangat penting karena menjadi sorotan utama umat. Sebagai panutan, setiap hal yang dikatakan dan dikerjakan menjadi inspirasi jama’ah,” ungkapnya.
Sementara itu, pada kesampatan yang sama, Ketua Juri Festival da’i Dr Abdul Chalik mengatakan, kegiatan ini diikuti oleh 37 peserta yang tersebar dari beberapa kota dan kabuputan se-Jawa Timur.
Dari 37 peserta, Abdul Chalil menjelaskan, bahwa para peserta tersebut mejalani proses seleksi yang nantinya terdapat 15 peserta yang diundang dalam audisi langsung.
Dalam memberikan penilaian, juri akan fokus dalam materi yang disampaikan seperti aktualisasi, kedalaman materi, fasih membaca Quran dan hadist.
Selain itu, penguasan alur, komunikatif kepada audien, dengan tepat memakai bahasa tubuh menjadi kriteria dalam melakukan penilaian. (Sadam Al-Ghifary/Angga)