JAKARTA — Program Koperasi Demi Umat yang dicanangkan oleh Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI Pusat merupakan salah satu solusi dalam menangani sektor terdampak Covid 19. Program tersebut yang nantinya diharapkan mampu meningkatkan kembali perekonomian akibat pandemi.
Hal tersebut sebagaimana yang disampaikan oleh Ketua KPEU MUI yang sekaligus merupakan Ketua Koperasi Demi Umat, KH Nuruzzaman.
Menurutnya tekanan sosial, tekanan politik, perubahan haluan politik, bahkan merosotnya perekonomian adalah dampak pandemi yang harus diselesaikan bersama.
“KPEU MUI melalui rakornas pada bulan April 2021 lalu merencanakan akan membangun Gerakan Kebangkitan Indonesia Pascapandemi. Gerakan ini harus mengembalikan marwah umat juga kemandirian serta pertumbuhan ekonomi di Indonesia,” jelas Kyai Nuruzzaman dalam webinar bertema “Mendorong Kebangkitan Ekonomi Umat di Era Pandemi Melalui Kawasan Industri Halal 5.0” yang digelar Komisi Infokom MUI dan Kementerian Kominfo di Nusa Tenggara Barat, Selasa (19/10).
Pasca tingginya kasus Covid 19, Indonesia mengalami inflasi dan juga penurunan daya beli di tengah masyarakat. Karenanya program yang diusulkan oleh KPEU MUI yaitu Koperasi Demi Umat bersandar pada ekonomi Islam tak hanya sekedar meningkatkan presentase nilai, namun barokah dari pergerakan tersebutlah yang akan menstabilkan sektor terdampak pandemi.
Ketua KPEU MUI menegaskan harus ada kerjasama antara pemerintah, masyarakat hingga ulama untuk bersama-sama membangun gerakan pemulihan ekonomi. Saat hal tersebut telah dilakukan maka kedudukan kemandirian kawasan pada rakyat dan UMKM akan tercapai.
“Terdapat lima sektor yang perlu diperhatikan untuk mencapai kemandirian kawasan pada rakyat dan UMKM yaitu kawasan, industri, halal, UMKM dan 5.0. Komunikasi rakyat juga bisa menjadi solusi pembangunan ekonomi melalui koperasi, masjid, majelis taklim, pesantren dan lain sebagainya,” ungkap Ketua Koperasi Demi Umat ini.
KPEU MUI berharap melalui program koperasi tersebut akan adanya pembelaan terhadap rakyat, petani, dan dhuafa di Indonesia untuk ikut jadi owner atau pemilik industri. Sehingga UMKM akan bergerak dan berubah menjadi korporasi.
Koperasi Demi Umat sebagaimana yang disampaikan oleh Kyai Nuruzzaman berfokus pada kesejahteraan pada rakyat khususnya kaum dhuafa. Hal tersebut didasari oleh Hadis Nabi SAW:
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَبْغُوْنِي الضُّعَفَاءَ، فَإِنَّمَا تُرْزَقُوْنَ وَتُنْصَرُوْنَ بِضُعَفَائِكُمْ (رواه أبو داود)
Dari Abu Darda’ ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Carilah keridhaanku dengan berbuat baik kepada orang-orang lemah, karena kalian diberi rezeki dan ditolong disebabkan orang-orang lemah di antara kalian.” (HR. Abu Dawud)
Semangat pelaksanaan program tersebut juga untuk memberi ruang bagi kaum dhuafa menjadi pemilik usaha, pewaris sumber daya, dan lain sebagainya. Hal tersebut berdasarkan pada firman Allah dalam Surah al-Qashash ayat 5:
وَنُرِيْدُ اَنْ نَّمُنَّ عَلَى الَّذِيْنَ اسْتُضْعِفُوْا فِى الْاَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ اَىِٕمَّةً وَّنَجْعَلَهُمُ الْوٰرِثِيْنَ ۙ
“Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu, dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)”.
“Alasan KPEU MUI memilih konsep Koperasi Demi Umat karena prosesnya harus aman secara syar’i, hukum, administrasi dan politis. Tidak boleh mati ataupun prematur dalam bergerak membela umat. Karena masalah ekonomi adalah ladang pertarungan untuk menjaga eksistensi berbagai kelompok,” ujar Kiai Nuruzzaman.
Koperasi Demi Umat merupakan koperasi primer yang membangun holding dan akan dilanjutkan melalui pesantren, masjid, dan lain-lain. Kekuatan di dalam koperasi terdapat pada Baitul Mal, sehingga seluruh anggota bisa mendapatkan kesejahteraan secara meluruh.
Selain itu pengembangan koperasi harus memiliki aliansi dengan kantor, sekolah, departemen, dan yang lain sebagainya. Keputusan KPEU MUI memulai koperasi dari masjid karena Rasulullah memulai peradaban dengan memakmurkan masjid untuk mengembangan kualitas umat. (Isyatami Aulia/Din)