JAKARTA- Berkembangnya teknologi membuat informasi beredar begitu cepat. Tak ayal hal tersebut dimanfaatkan sekelompok orang demi kepentingan sesaat guna menyebarkan informasi hoaks. Namun, mengacu kepada Al Quran, seorang muslim yang beriman wajib meneliti saat menerima sebuah informasi apakah benar atau hoaks.
Hal tersebut disampaikan Founder Media Kernels Indonesia yang juga Wakil Ketua Infokom MUI Ismail Fahmi dalam Webinar bertajuk “Literasi Pandemi dan Pemulihan Ekonomi di Kalangan Millenial, Sabtu (04/09) secara virtual.
Di dalam Surah Al Hujarat ayat 6, Allah SWT berfirman “Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu”.
Menurut Pendiri Drone Emprit tersebut, ayat tersebut merupakan sebuah perintah bagi seorang yang beriman, jika menerima informasi, maka yang dilakukannya pertama kali adalah meneliti atau mengecek kebenarannya.
Belakangan yang terjadi justru sebaliknya, tidak diketahui benar tidaknya, informasi hoaks diedarkan tanpa pengetahuan yang cukup. Hal tersebut hampir terjadi setiap hari di social media Facebook, Twitter, WhatsApp dll.
Menurutnya, ini adalah ujian, apakah sebagai seorang muslim, kita sudah menjalankan kewajiban seperti tertuang di dalam Al Quran.
Salah satu informasi hoaks yang sangat gencar dilakukan adalah informasi hoaks tentang vaksinasi, bahkan ada yang menuding bahwa Vaksinasi adalah konsprasi. Tanpa melakukan cek dan ricek, disinformasi ini bisa merugikan semua pihak di dalam menyukseskan program vaksinasi, agar masyarakat terhindar dai Covid 19.
“Berita hoaks biasa nya, mulai dari pandemi adalah system yang di buat oleh kalangan yang memiliki kepentingan untuk melakukan depopulasi, selanjutnya vaksin sendiri buatan orang luar yang bermaksud menghancurkan Islam. Padahal sejatinya adalah kita sebagai umat islam itu dimainin. Tanpa kita memikirkan bagaimana dampak pandemi ini mengahncurkan ekonomi, pendidikan dan masalah sosial lainnya,” katanya.
Salah satu info sesat yang beredar adalah informasi yang menyebutkan bahwa vaksin adalah sebuah chip buatan yang ditujukan untuk mengontrol setiap gerak-gerik manusia. Dia menyayangkan pemberitaan ini sangat sama sekali tidak bermanfaat dan menyebar tanpa terkontrol.
“Saya heran dengan pemberitaan yang sangat tidak masuk akal ini, berita salah yang jelas menghancurkan kebenaran mengenai vaksinasi dan pandemi.Hal ini justru memanfaatkan tim yang anti vaksin semakin mudah untuk mempengaruhi orang-orang yang belum memiliki alasan untuk turut vaksin,”katanya.
Berdasarr ayat di atas, verifikasi atau teliti terhadap suatu informasi bukan hanya kewajiban bagi umat Islam saja, tapi untuk semua orang yang beriman. Di tengah pandemi seperti ini fokus ada pada kesehatan bersama.
“Saran terbaik dalam menyeleksi informasi yang di terima adalah saring sebelum sharring,” tutupnya. (Nina Nurjannah/Syukri)