JAKARTA – Pusat Dakwah dan Perbaikan Akhlak Bangsa (PDPAB) Majelis Ulama Indonesia (MUI) menjajaki kerja sama kolaboratif dengan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Ketua PDPAB MUI KH Masyhuril Khamis bersama Sekretaris KH Nurul Badruttamam dan Anggota KH Tarmizi Tohor mengunjungi Kantor BPIP pada Rabu (1/9). Tujuan kunjungan itu untuk beraudiensi dengan jajaran di lembaga yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden itu.
Kepala BPIP RI Prof Drs KH Yudian Wahyudi MA PhD beserta jajarannya menerima rombongan dari PDPAB di Ruang Rapat Utama.
Masyhuril mengucapkan terima kasih kepada Kepala BPIP yang telah menerima dengan tangan terbuka pihak PDPAB.
Dia berharap, dua lembaga itu akan bekerja sama secara intensif dan berkelanjutan demi memajukan bangsa dengan akhlak yang mulia.
Pada kesempatan itu, Nurul memaparkan secara singkat empat program kerja pengurus PDPAB masa khidmat 2020-2025.
Program pertama adalah menyelenggarakan mudzakarah, seminar, diskusi, dan sejenisnya serta pengkajian mengenai akhlak.
“Hasil kegiatannya akan disampaikan kepada pemerintah dan komponen bangsa sebagai sikap serta masukan MUI dalam ikhtiar memperbaiki akhlak bangsa,” kata Nurul.
Program lainnya, menyelenggarakan sosialisasi dan internalisasi mengenai akhlaqul karimah (akhlak mulia) kepada aparat penyelenggara negara dan masyarakat.
Adapun pokok program ketiga, melakukan pemantauan terhadap akhlak bangsa. Selain itu, PDPAB juga menyusun pandangan dan sikap MUI terhadap situasi dan kondisi bangsa dari perspektif akhlak.
“Keempat, menjalin kerja sama dengan lembaga negara, Lembaga pemerintah dan komponen masyarakat serta komponen bangsa lainnya dalam bidang perbaikan akhlak bangsa,” kata Nurul.
Sementara itu, Kepala BPIP mengaku senang atas kunjungan pengurus PDPAB.
Profesor Yudian mengatakan, MUI adalah salah satu mitra strategis bagi pemerintah dalam mensosialisasikan nilai-nilai Pancasila yang menjadi way of life masyarakat Indonesia.
Dia pun berharap, kerja sama antara BPIP RI dan PDPAB MUI bisa berjalan sinergis, harmonis dan berkelanjutan.
Dampaknya, akan memberikan efek yang baik pada pembangunan akhlak dan perilaku masyarakat Indonesia menjadi insan yang Pancasilais. (Nurul Badruttamam/Angga)