BOGOR— Ketua Umum MUI Kabupaten Bogor, Dr KH A Mukri Aji, MA MH menyatakan pandemi Covid-19 yang sudah bersemayam hampir dua tahun di Indonesia tidak bisa dijadikan alasan untuk para ulama, kiai, dan ustadz berhenti menyampaikan dakwahnya.
“Di era covid-19 ini, dakwah jangan sampai putus! Jangan terhenti dengan alasan apapun. Kita harus memiliki terobosan-terobosan baru dalam penyampaian dakwah di masa yang penuh dengan pembatasan-pembatasan,” ujarnya dalam Webinar “Strategi Dakwah di Era Pandemi Covid-19″ yang digelar Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Kabupaten Bogor, Selasa (31/9).
Menurutnya, strategi dakwah di era pandemi ini mengharuskan para dai untuk terbiasa menggunakan media sosial dan media pendukung lainnya agar ilmu yang disampaikan bisa diterima masyarakat meski tidak secara tatap muka.
“Seperti membuat konten-konten yang Alhamdulillah sudah dilakukan para kiai di Kabupaten Bogor,” ucapnya.
Dengan demikian, kata dia, lebih memudahkan masyarakat menyerap ilmu meski di rumah dan mempermudah menangkal isi dakwah yang dianggap provokatif.
” Alhamdulillah kiai di Bogor ini, gaya dakwahnya tidak penuh kebencian juga tidak menebarkan hoaks. Mereka lembut dan santun,” paparnya.
Sementara itu, Sekretaris Umum MUI Kabupaten Bogor, H Irvan Awaludin, MSi dalam pembukaan webinar menyampaikan, strategi dakwah harus disesuaikan dengan perubahan zaman.
“MUI Kabupaten Bogor, juga sedang mengikuti perubahan cara dakwah, sebagai respons pandemi yang memaksa kita untuk berjarak, kami harap para kiai dan ustadz di kabupaten Bogor bisa mendapat makna starategi efektif dalam berdakwah kepada masyarakat di Webinar ini,” harapanya.
MUI Kabupaten Bogor, lanjutnya, sudah melakukan langkah-langkah strategis dalam upaya penyampaian dakwah di era yang serba digital ini. “Seperti Webinar ini kita terus upload ke YouTube dan media sosial lainnya. Insyaallah kita tidak tertinggal kereta oleh urusan dakwah di era digital ini,” ucapnya.
Dia mengaku, dakwah digital ini harus bisa dibiasakan para ulama dan kiai, untuk meminimalkan konten-konten merusak dalam media sosial yang sudah mendarah daging dalam kehidupan manusia.
“Oleh karenanya, saatnya para kiai berdakwah di media sosial dan lainnya, agar supaya ruang kosong media sosial terisi konten positif,” ungkapnya.
Reformulasi dan adaptasi
Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah Islamiyah, KH M Cholil Nafis, LC, MA PhD, menjelaskan, masyarakat hari ini sudah terbiasa dengan media sosial dalam kehidupannya, sehingga para dai harus segera mengambil langkah untuk mengisi zaman yang modern ini.
“Seperti, melalui zoom ini, kita terbiasa ngaji lewat media ini. Mau tidak mau, kewajiban kita harus berubah agar terbiasa melakukan perubahan. Kalau kita tidak berubah kita akan tergilas oleh waktu,” tegasnya.
Menurutnya, perlu adanya reformulasi yang signifikan dalam upaya penyampaian ilmu-ilmu agama di masa pandemi ini, agar masyarakat bisa mencari dan mendapatkan informasi yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah maupun syariat agama
“Dakwah di era pandemi banyak tantangannya, Jadi ada reformulasi dalam dakwah di era pandemi ini sangat dibutuhkan. Kita sudah memasuki new ritual, belajar sudah daring, ngaji sudah daring, sholat pun sekarang sudah berubah menjadi berjarak, sehingga dakwah pun harus terbiasa dengan perubahan zaman,” jelasnya. (Irvan/ Nashih)