JAKARTA— Wakil Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Habib Nabiel Al-Musawa didaulat menyampaikan doa pada sidang tahunan MPR bersama DPR dan DPD yang digelar di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (16/8).
Dalam doanya tersebut Habib Nabil menyelipkan doa bagi para pemimpin di negeri ini agar para pemimpin itu diperbaiki sampai diucapkan tiga kali, agar Allah SWT sebagai pencipta memperbaikinya. Berikut ini redaksi doa yang dilantunkan Pemimpin Majelis Rasulullah itu:
“Ya Allah, perbaiki para pemimpin kami baik di pemerintahan, di MPR/DPR/maupun DPD RI,
Ya Allah perbaiki para pemimpin kami baik di pemerintahan, di MPR/DPR/maupun DPD RI
Ya Allah perbaiki para pemimpin kami baik di pemerintahan, di MPR/DPR/maupun DPD RI
Bimbing mereka semua YaAllah dalam menegakkan keadilan. bimbing mereka dalam menyayangi dan memperhatikan kepentingan rakyat. Tumbuhkan kecintaan mereka kepada rakyat ya Allah dan kecintaan rakyat kepada mereka.
Ya Allah bimbing para pemimpin kami ke jalan-Mu yang lurus. Bimbing mereka agar bekerja demi agamamu yang benar, jadikan para pemimpin kami semua teladan yang mendapat petunjuk darimu ya Allah. dengan rahmatmu wahai Zat yang Mahapenyayang.”
Kepada MUIdigital, Habib Nabiel saat dihubungi Rabu, (17/8), menjelaskan pesan luhur di balik makna doa tersebut.
Habib Nabiel menjelaskan, makna dari اللهم أَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا “Allahumma Ashlih dzata bainina” adalah doa secara umum baginda Rasulullah SAW. Dalam Alquran surah Hud ayat 88 disebutkan bahwa Allah SWT berfirman:
إِنْ أُرِيدُ إِلَّا ٱلْإِصْلَٰحَ مَا ٱسْتَطَعْتُ
“Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan.
”Artinya, kata Habib Nabiel, kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT. Seorang Muslim yang mendoakan Muslim yang lain hendaknya meminta kepada Allah segala kebaikan untuknya. ‘’Allah meningkatkan dia, memperbaiki dia dalam arti, melindungi dia dari keburukan, menjaga dia dari kekhilafan/kesalahan, menjaga dia dari musuh, dari fitnah, ghibah, dari orang-orang yang suudzon, dan sebagainya,’’ tambahnya.
Dia juga menuturkan, faashlih ini artinya adalah perbaiki, seperti, “Ya allah, perbaiki negeri kami’. Doa ini bukan berarti suudzon atau berprasangka buruk. Namun dia menjelaskan, dengan kata ini, bukan berarti negeri ini tidak baik. Dia menegaskan bahwa pandangan seperti itu salah besar, dia hanya meminta untuk selalu diperbaiki, meskipun, kesempurnaan hanyalah milik Allah. ‘’Maka kita disunnahkan untuk mendoakan, supaya saudara kita sesama Muslim itu ditingkatkan Allah SWT (dan) dijaga dari segala keburukan,’’ujarnya.
Lebih lanjut, Habib Nabiel menjelaskan makna
أَصلح ولاة المسلمين أصلح رعيتنا
“Ashlih wulatal Muslimin, ashlih raiyyatina adalah ya allah perbaiki, perbaiki, perbaiki, supaya dia bisa jauh lebih baik dan dijaga dari keburukan. Dia mencontohkan, agar pemerintah ini tidak terus difitnah orang-orang yang tidak baik. ‘’Sehingga seolah-olah ini salah, atau yang dilakukan oleh pemerintah itu salah, apapun sudah diusahakan seolah-olah lemah, ini orang-orang suudzon namanya,’’ tambahnya.
Baginya, orang-orang ini adalah garis keras dan ekstrem, dan sebagainya itu tidak baik sama pemerintah, tidak pernah husnudzon (berprasangka baik). Selain itu, Habib Nabiel menjelaskan terkait ashlih wulatal Muslimin, ashlih ulama yaitu Ya Allah perbaiki ulama-ulama kami. Maksudnya, kata Habib Nabiel, agar allah menjaga mereka, jangan sampai kemudian mereka para ulama terpengaruh sama uang. ‘’Sehingga, mereka kemudian akhirnya menghalalkan yang haram, mengharamkan yang halal, nauudzubillah,’’ ungkapnya.
Dia menuturkan, untuk yang Allahumma ashlih misalnya, ’’Ya Allah perbaiki para pengusaha kami.’’ Maksud dari doa ini supaya Allah meningkatkan keuntungan dan keberkahan yang lebih besar bagi perusahaannya.
Habib Nabiel mengungkapkan alasan doa itu diarahkan pada saat perayaan Hari Ulang Tahun ke-76 RI adalah mudah-mudahan tahun ini bisa jauh lebih baik. Dia juga menjelaskan, di pengujung doa, dia memohon agar di antara masyarakat bisa disatukan. ’’ Karena terbelah, ada kelompok yang terus menerus antisama pemerintah. Sebaliknya, ada kelompok yang terus menerus membela pemerintah. Nah, kita ingin kedua kelompok tersebut bisa bersatu,’’ jelasnya.
Menurutnya, itu salah satu tugas Majelis Ulama Indonesia (MUI), untuk bisa menyatukan, memperbaiki, supaya jangan sampai terjadi perpecahan. Dalam momen perayaan Hari Ulang Tahun ke-76 Republik Indonesia, menurutnya, sejauh ini pemerintah sudah sangat baik, dia berharap bisa jauh lebih baik, bangsa kita bisa jauh lebih makmur, dan pandemi Covid-19 bisa hilang.
Dia menambahkan, MUI juga akan mendukung pemerintah supaya badai ini segera berlalu.
‘’Harapan kami kedepan, saya hanya ingin menyampaikan bahwa doa itu adalah doa yang sangat baik, dan niatnya juga baik. Supaya bisa memahami bisa dibaca dicaption di Instagram saya, jadi saya jelaskan disitu apa sih sebab, atau makna dari itu doa yang saya ucapkan,’’ kata dia menutup perbincangan. (Sadam Al-Ghifari/ Nashih)