BOGOR — Komisi Pemberdayaan Perempuan dan Remaja Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Bogor menyelenggarakan Webinar pada Kamis, 5 Agustus 2021 dengan tema, Peran Ibu dalam Mendidik Anak di Masa Pandemi.
Ketua Komisi Pemberdayaan Perempuan MUI Kabupaten Bogor Hj Siti Zahroh S.Ag menyampaikan bahwa diselenggarakan acara ini bertujuan memberikan pencerahan kepada kaum ibu dalam membangun karakter anak di masa pandemi covid-19
Acara diawali dengan Tilawah Al Qur’an kemudian dilanjut dengan sambutan Ketua MUI Kabupaten Bogor, KH. Mukri Aji, MA, MH. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa anak adalah investasi akhirat sebagaimana sabda Nabi SAW, dan lahirnya anak shalih dan shalihah berkat peran kedua orang tua, terutama ibu. “Nabi Saw pernah ditanya, siapa orang yang paling utama dihargai, Nabi Saw menjawab ibumu, ibumu dan ibumu, kemudian bapakmu,” papar KH Ahmad Mukri Aji, MA, MH. Lebih lanjut Kiai asal Parung ini mengingatkan bahwa meski ibu memiliki keutamaan lebih dibanding ayah namun keduanya tidak bisa dipisahkan, kita ada karena adanya ayah dan ibu, keduanya harus dihormati.
Sambutan dilanjutkan oleh Bupati Kabupaten Bogor, Ade Munawaroh Yasin, SH. MH. “Kami pemerintah daerah menyambut baik dan mengapresiasi Webinar ini, harapannya pandemi ini tidak menyurutkan semangat para ibu untuk berinovasi dan terus menjadi sosok seorang ibu yang sesungguhnya,” kata Bupati Bogor.
“Pandemi Covid 19 berdampak pada keluarga; masalah kesehatan, tekanan psikologis, tekanan sosial ekonomi sehingga kita perlu mengokohkan stabilitas institusi keluarga agar tercapainya generasi yang berkualitas. Kualitas ibu menentukan ketahanan keluarga.” Lanjutnya.
Acara ini dimoderatori oleh Dr Syarifah Gustiawati Mukri dan sebagai pembicara adalah dr Aisah Dahlan, CHt, (Ketua AIRI/ Asosiasi Rehabilitasi Sosial Narkoba Indonesia).
dr Aisah mengawali webinar dengan menyitir syair pujangga asal Mesir, Ahmad Syauqi. “Ibu adalah sekolah pertama bagi anak anaknya. Apabila engkau telah mempersiapkan mereka dengan baik maka sesungguhnya engkau telah mempersiapkan sebuah generasi yang baik dan kuat.”
Menurut dr. Asiah bahwa perasaan seorang ibu dipengaruhi oleh banyak hal, dipengaruhi oleh emosi, watak, siklus menstruasi, masa nifas, masa pra monopouse, kondisi fisik, memori masa lalu dan keterampilan. “Semakin banyak belajar, maka semakin mudah mengatasi perasaan perasaan negatif. Selain itu perasaan juga dipengaruhi oleh keyakinan karena itu kita tidak berburuk sangka kepada Allah,” ujarnya.
Seorang ibu harus memahami gaya belajar anak anak di masa digital ini, kebanyakan anak sekarang menyukai gaya belajar audiovisual, bergantung pada teknologi, memahami sesuatu dari contoh kongkrit, biasanya anak lebih kritis dalam berpendapat, kemudian mereka lebih menyenangi guru atau tutor yang bersahabat dan gemar berinovasi.
Peningkatan kapasitas seorang ibu adalah sebuah keniscayaan di era digital dalam rangka memahami dan mendidik anak anak sesuai dengan zamannya.
Acara ini dihadiri oleh 382 orang dari berbagai instansi dan atas nama individu. (Din)