KAIRO— Perjuangan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Miftachul Akhyar melakukan perjalanan untuk menghadiri Konferensi Fatwa Internasional di Cairo, Mesir, di tengah situasi pandemi, berbuah manis. Setelah mendapatkan komitmen kerja sama dari Kementerian Wakaf Mesir, Universitas Al-Azhar Cairo juga membuka pintu untuk program kerjasama dengan MUI dan peluang tambahan alokasi beasiswa bagi mahasiswa Indonesia.
Komitmen itu disampaikan Deputi Grand Syekh Al-Azhar Mohammed Al-Dhuwainy saat menerima kunjungan Kiai Miftach di Ruang Wakil Rektor Universitas Al-Azhar, Rabu (4/8) sore waktu Kairo.
Di awal pertemuan, Syekh Al-Dhuwainy menegaskan kedalaman hubungan historis antara Universitas Al-Azhar dan bangsa Indonesia, khususnya di bidang pendidikan. Menurutnya, mahasiswa Indonesia merupakan jumlah terbesar dari mahasiswa internasional yang belajar di Al-Azhar, dan mereka merepresentasikan negara mereka dengan baik dari sisi moral dan pengetahuan. “Banyak di antara mereka juga mencapai kesuksesan luar biasa di berbagai bidang kajian,” puji Syekh Al-Dhuwainy.
Syekh Al-Dhuwainy juga menyatakan keinginan yang kuat dari Al-Azhar untuk semakin memperdalam hubungan yang sudah ada, dengan menyiapkan berbagai aspek dukungan kepada mahasiswa Indonesia sehingga mereka dapat menjadi duta pemikiran wasathiyatul Islam saat kembali kampung halaman. Juga, dukungan pelatihan bagi para akademisi, imam dan dai Indonesia melalui Akademi Internasional Al-Azhar untuk menambah bobot keterampilan dan pengetahuan mereka dalam menghadapi ide-ide ekstremis serta diskusi masalah-masalah kontemporer dengan pemikiran yang tercerahkan.
Dalam kesempatan tersebut, Kiai Miftach menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan dan perhatian Universitas Al-Azhar kepada para mahasiswa Indonesia. “Al-Azhar merupakan kiblat keilmuan bagi seluruh dunia yang menjadi sumber keilmuan dan pengetahuan yang jernih, serta memiliki tempat khusus di hati masyarakat Indonesia,” tegas Kiai Miftach.
Turut serta dalam kunjungan tersebut, Wakil Sekretaris Jenderal MUI Ali Hasan Al-Bahar, perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Mesir Mukhlason Jalaluddin, anggota Komisi Fatwa MUI Muzakki Yamani dan anggota Komisi Penelitian dan Pengkajian MUI Nur Hidayat. (Nur Hidayat/ Nashih)