JAKARTA–Banyak kabar duka terdengar di tengah situasi pandemi virus Covid-19 yang belum juga kunjung mereda. Saat seperti ini, masyarakat membutuhkan nasihat dan siraman rohani untuk menentramkan hati. Dalam hal ini, peran dai tentu diperlukan kehadirannya bagi masyarakat untuk memberi siraman rohani yg menyejukkan hati. Merespons tantangan tersebut, Majelis Ulama Indonesia (MUI) membuka sesi dialog aktual Peran Dai di masa Pandemi Covid-19 dalam kanal YouTube resmi TV MUI pada Rabu, (21/07).
Dialog dibuka oleh pembawa acara Hj. Elvy Hudhriyah yang mempersilakan narasumber dalam acara tersebut KH. Ahmad Zubaidi untuk menjawab pertanyaan seputar peran dai saat pandemi Covid-19. Ketua Komisi Dakwah KH. Ahmad Zubaidi menuturkan pandangannya bahwa banyak orang merasa resah akan virus Covid-19, bahkan keresahan tersebut berubah menjadi kecemasan terutama bagi orang yang sedang terpapar virus ini. Oleh sebab itu, saat ini peran dai amat dibutuhkan dalam hal memberikan penyegaran rohani di tengah masyarakat. Meskipun terdapat hambatan karena saat ini segala aktivitas dilakukan secara daring, tapi KH. Ahmad Zubaidi meminta agar para da’i tetap kreatif dalam menyampaikan dakwahnya.
“Para da’i merasakan betul ada yang berbeda ketika berdakwah, ada yang berbeda antara dai dan mad’u (audiens). Biasanya dai bisa bertemu langsung mad’u nya tapi situasi ini mengharuskan para dai untuk berpikir kreatif bagaimana dakwah itu bisa tetap terselenggara meskipun lewat online,” ujar Kiai Zubaidi.
Kiai Zubaidi menyampaikan ketimpangan yang dihadapi oleh dai ketika ingin berceramah. Terkadang problem yang dihadapi dai ketika ingin menyampaikan dakwahnya adalah rata-rata para dai itu menunggu memberikan ceramah saat diundang ke suatu acara virtual sebagai pembicara. Maka permasalahannya bagaimana kalau tidak ada undangan? Bagaimana dai yang biasanya mengisi dakwah ini memberikan ceramahnya bila tak ada undangan untuk menjadi pembicara?
“Di sinilah letak kreativitas para dai agar tetap menjalankan perannya di saat seperti ini. Para dai bisa menggunakan sosial medianya masing-masing untuk menyebarkan rekaman video ceramahnya,” tutur Kiai Zubaidi.
“Para dai bisa memanfaatkan sosial medianya untuk menyampaikan pesan-pesan spiritual di tengah masyarakat yang sedang galau dan takut akan situasi sekarang ini,” pungkasnya.
Konten-konten yang dibuat dai dapat bermacam-macam isinya. Mulai dari membuat konten ikhtiar dalam menghadapi pandemi, konten tentang ujian kesabaran dalan menghadapi pandemi, dan konten mengajak masyarakat agar semangat menolong orang lain di tengah kondisi sulit seperti ini. Hal ini penting mengingat tidak sedikit masyarakat yang justru mengucilkan pasien penderita virus Covid-19 karena takut tertular. Karena itu, diperlukan juga pencerahan dari da’i untuk menumbuhkan empati di tengah masyarakat agar mereka mau menolong sesama saudaranya yang sedang berjuang melawan Covid-19.
Kiai Zubaidi juga menuturkan peran dai lainnya yakni untuk meluruskan pemahaman tentang virus Covid-19. Para dai diimbau agar mampu mengedukasi masyarakat dengan menjelaskan pengetahuan seputar Covid-19 melalui perspektif sains sebagaimana yang dikemukakan oleh dokter atau ahlinya.
“Para dai mengajak masyarakat agar ikut arahan dari dokter atau para ahli, jangan mudah termakan hoaks karena mendengar informasi dari sumber yang tidak punya pengetahuan apapun tentang virus Covid-19,” ujar Kiai Zubaidi.
“Dalam surah an-Nahl ayat 43 Allah menegaskan, “fas`alu ahla adz-dzikri inkuntum laa ta’lamuun.” Artinya, “Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui,” terangnya.
Dalam kesempatan dialog kali ini, Kiai Zubaidi juga menyampaikan pesan bahwa Komisi Dakwah MUI turut menyediakan platform yang berisi konten-konten yang berkualitas. Sangat disarankan bagi masyarakat apabila ingin mengakses konten islami atau dakwah digital, mereka dapat mengunduh aplikasi yang sudah disiapkan oleh Komisi Dakwah ini.
“Jika masyarakat ingin mendengar video-video ceramah atau fatwa MUI, saya menyarankan untuk mengunduh aplikasi dakwah MUI di playstore,”
“Banyak konten dakwah di situ dan ada Fatwa MUI juga. Alhamdulillah dai yang berceramah sudah tersertifikasi oleh MUI karena sudah kami bina,” ajaknya sebelum sesi dialog ditutup. (Hurryyati Aliyah/Din)