JAKARTA— Majelis Ulama Indonesia kembali berduka karena salah satu ulama kharismatiknya, Ketua Umum MUI Sulawesi Selatan AGH Sanusi Baco wafat. Beliau wafat pada Sabtu (15/5) di usia 84 tahun. Selain lama berkhidmat di MUI, Gurutta Sanusi Baco juga aktif merintis Nahdlatul Ulama di Sulawesi Selatan baik dari sisi pendidikan maupun kepemudaan.
“Majelis Ulama Indonesia Pusat turut berduka atas wafatnya Ketua Umum MUI Sulsel AG Dr KH M Sanusi Baco Lc. Beliau berpulang ke Rahmatullah dengan tenang malam ini sekitar pukul 20.00 WITA di RS Primaya Hospital Makassar,” ungkap Ketua Umum MUI KH Miftachul Akhyar Sabtu (15/5).
Anre Gurutta Sanusi Baco merupakan ulama paling kharismatik di Makassar. Tahun lalu, pada saat perayaan HUT ke-75 kemerdekaan Republik Indonesia, beliau dianugerahi penghargaan karena kontribusinya mewujudkan perdamaian dan kerukunan umat beragama di Indonesia.
Oleh BPIP, beliau dimasukkan menjadi salah satu dari 75 penerima Apresiasi Ikon Prestasi Pancasila Tahun 2020. Beliau menjadi satu-satunya dari Sulawesi Selatan. Oleh beberapa kalangan, beliau disebut mampu meredam tensi yang meninggi di Makassar ketika pemilihan Presiden berlangsung.
Sebelum meninggal, Anre Gurutta Sanusi Baco sempat dirawat di rumahnya. Sejak Jumat (14/5) pagi, beliau mengalami sakit berat. Sebelum wafat di usia di usia 84 tahun, Gurutta Sanusi Baco pada 2014 sempat diisukan wafat padahal sedang dirawat di rumah sakit. Pada 2018, beliau juga sempat mengidap penyakit berat dan dirawat di rumah sakit.
Anre Gurutta Sanusi Baco merupakan sosok yang khas dan lengkap sebagai ulama. Beliau termasuk deretan dari sedikit tokoh NU di luar Jawa yang menonjol di level nasional. Beliau juga mampu merintis perguruan tinggi dan pesantren dengan sama baiknya.
Perguruan tinggi yang didirikannya dulu bernama Al Ghazali kini menjadi Universitas Islam Makassar, sebuah perguruan tinggi yang relatif besar di Sulawesi Selatan di bawah naungan Nahdlatul Ulama.
Beliau juga sukses mendirikan pesantren bernama Pesantren Nahdlatul Ulum. Setelah sukses mendirikan Pesantren Nahdlatul Ulum di kampung halamannya di Maros, Anre Gurutta kemudian mendirikan Pesantren yang sama di Jeneponto.
Selain pendidikan, Anre Gurutta Sanusi Baco juga fokus pada kaderisasi ulama. Sepulang dari Al Azhar Mesir, beliau aktif melakukan kaderisasi ulama di Masjid Raya Makassar. Saat ini, program tersebut sudah mengeluarkan belasan angkatan.
Di tengah kesibukannya yang seperti itu, Anre Gurutta juga masih rutin berdakwah keliling daerah di Selawesi Selatan. Bagi beliau, berdakwah itu adalah kenikmatan. Beliau merasa, kekayaannya itu berwujud umat, bukan uang. Maka tidak heran jika beliau lama sekali dan tidak lelah mengurus NU dan MUI di Sulawesi Selatan. Semoga segala amal beliau diterima Allah SWT. Amiin (Azhar/Nashih)