JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyelenggarakan Tarhib Ramadhan secara daring yang dipusatkan di Masjid Istiqlal Jakarta, Jum’at (9/3) malam, dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan 1442 H yang tinggal menghitung hari. Kegiatan yang dikoordinir oleh Komisi Dakwah MUI ini dihadiri oleh Wakil Presiden RI Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin.
KH Ma’ruf Amin dalam kesempatan itu mengingatkan masyarakat bahwa Ramadhan tahun 2021 ini masih dalam suasana menekan angka laju penyebaran covid 19. Ia menyampaikan bahwa pembatasan aktivitas atau ibadah yang sifatnya massal masih akan terus diberlakukan.
Seperti diketahui, ibadah sunnah utama bulan Ramadhan yakni shalat tarawih biasanya dikerjakan secara massal dan terbuka secara umum. Dalam hal ini, ia menganjurkan agar masyarakat menjalankan bisa dilakukan di rumah saja bersama keluarga dan orang terdekat.
“Anjuran MUI dalam tausiyahnya sangat bagus sekali, nanti perlu disosialisasi. Untuk daerah yag masih tinggi penularan covid, atau zona merah, dianjurkan untuk tarawih sesuai anjuran MUI itu dilakukan di rumah-rumah saja untuk menghindari penularan,” ungkapnya dalam acara Tarhib Ramadhan itu.
Meski tidak ada larangan pemerintah terkait pelaksanaan sholat tarawih di masjid umum sepanjang protokol kesehatan difungsikan dengan baik, menurutnya akan lebih baik jika masyarakat bisa menggunakan rukhsah untuk tidak melakukan shalat tarawih di tempat umum demi menekan angka penyebaran covid-19. “Anjuran pemerintah sangat benar sekali, karena tarawih itu sunnah, tadarus sunah, tapi mnejaga diri daripada penularan itu wajib,” imbuhnya.
Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) MUI ini juga menegaskan terkait keputusan pelarangan mudik tahun ini oleh pemerintah juga berdasarkan pada pengalaman tahun lalu dimana peningkatan angka kasus covid-19 terjadi hingga 90% di masa mudik lebaran. Ia berharap masyarakat dalam memahami niat baik pemerintah dalam upaya menekan naiknya kembali angka penyebaran kasus di tahun ini agar kasus covid-19 segera mereda di Indonesia.
“Untuk itulah makanya menjaga itu lebih penting, maka dilarang (mudik). Mudik itu sunnah, tetapi ada bahaya yaitu wabah, maka kita harus mendahulukan yang lebih penting daripada yang penting,” tambahnya.
Ia juga berpesan kepada seluruh umat muslim yang menjalankan ibadah suci Ramadhan, agar bisa memanfaatkan moment bulan suci ini yang akan segera hadir dengan sebaik-baiknya dan memohon ampunan dan perlindungan dari wabah kepada Allah sebanyak-banyaknya.
“Mari kita jadikan ramadhan untuk memohon ampun kepada Allah karena kita semua menyadari bahwa tidak ada yang tidak berdosa, karena kita bukan orang yg maksum. Tidak ada kekuatan “Laa hawla wa laa quwwata illa Billah” kecuali kekuatan dengan inayah Allah dan perlindungan Allah,” ujarnya. (Nurul/Anam)