JAKARTA — Lembaga Penanggulangan Bencana Majelis Ulama Indonesia (LPB-MUI) melakukan penyaluran bantuan logistik ke Kabupaten Sumedang, Jawa Barat untuk meringankan beban korban tanah longsor. Tim penyaluran bantuan diberangkatkan dari kantor MUI pusat menuju Sumedang pada pukul 08.30 WIB menggunakan kendaraan darat MUI.
Ketua tim penyaluran, Rida Hesti Ratnasari memaparkan bahwa tim dari LPB MUI hari ini melakukan penyaluran ke Sumedang dengan membawa bantuan alat personal hygine yang merupakan kebutuhan mendesak bagi para penyintas longsor dan banjir. Bantuan meliputi masker, hand sanitizer, face shield, dan juga wastafel portable.
“Sebelum berangkat, kita melakukan assessment untuk mengetahui kebutuhan lapangan terutama kebutuhan yang mendesak, dan kebutuhan mereka saat ini adalah alat perlindungan diri dan sanitasi, mengingat ini juga masih masa pandemi,” ungkap dia saat dihubungi melalui telepon selular, Senin (25/01) pagi.
Ia menuturkan bahwa dalam proses penyaluran ini, selain bersama MUI Sumedang dan Jabar, tim LPB MUI juga bersinergi dengan ormas dan lembaga kebencanaan di Sumedang. Tak hanya itu, LPB MUI juga diterima oleh bupati Sumedang untuk melaksanakan diskusi terkait pemenuhan hal-hal yang menjadi prioritas bagi penyintas longsor dan banjir Sumedang yang terjadi 9 Januari lalu.
Diketahui, 131 kepala keluarga (KK) korban yang rumahnya berlokasi di wilayah merah longsor direlokasi dan akan mendapat hunian tetap baru yang lebih aman dan jauh dari area rawan longsor. Selama pembangunan hunian tetap berlangsung, LPB MUI berkolaborasi dengan beberapa pihak akan mengusahakan pemenuhan kebutuhan para korban.
“Kita bersama akan merumuskan langkah-langkah dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat penyintas. Sambil menunggu pembangunan hunian tetap selesai, kita akan mengkoordinir kebutuhan masyarakat, jadi tidak hit & run,” jelas dia.
Selain Rida, terdapat pula pimpinan LPB MUI, KH. Jafar Hafsah, Mashuri Masyhuda dan 1 orang anggota lembaga, Naibul Umam yang ikut berangkat menuju lokasi bencana alam tersebut. (Nurul/Din)