JAKARTA — Wakil Sekretarsi Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, KH.Muhammad Faiz, Lc., MA menganalogikan munculnya pandemi layaknya seorang tamu, yang harus disambut dan perlu disikapi dengan baik.
“Pandemi ini adalah tamu yang datang ke rumah kita. Pasti ada hajatnya, jika kita menyegerakan menjawab keperluan itu, maka tamu kita akan segera pulang,” kata dia dalam Pelatihan Kepeloporan Pemuda Bidang Teknologi Terkait Penanganan Covid-19 via daring, Kamis (24/09) Pagi.
Kyai Faiz juga mengajak setiap umat Muslim untuk mengambil sudut pandang positif dalam menilai kehadiran wabah global Covid-19 ini. Ia menuturkan bahwa semua pemberian Allah adalah kenikmatan.
“Pada hakikatnya semua yang diberikan oleh Allah adalah kenikmtan, termasuk pandemi ini adalah kenikmatan jika kita mau melihat dari sisi positifnya,” ujarnya.
Pandemi memposisikan manusia dalam banyak keterhambatan dan keterlambatan laju kehidupan. Segala ruang aktifitas terpaksa harus dibatasi dan beberapa dialihkan menggunakan sistem daring. Terlebih lagi aktifitas ibadah yang sekarang hanya bisa dilakukan di rumah saja.
Namun di tengah keterhambatan tersebut, ada sisi positif yang harus digunakan sebagai lensa bagi masyarakat dalam memandang pandemi ini. Menurut Kyai Faiz pandemi ini sedang mengajarkan kita untuk lebih memaknai ikhtiar dan tawakkal sebagai tugas penghambaan manusia kepada Tuhan.
“Dia (covid-19) dikirim oleh Allah untuk meyadarkan manusia agar mau mengikuti 2 aturan Allah yaitu tawakkal dan ikhtiar,” pungkasnya
Tawakkal dilakukan dengan pendekatan zahir, lebih memasrahkan seluruh diri dan jiwa kita kepada Allah. Namun dengan tetap melakukan upaya-upaya ikhtiar menjalankan protokol kesehatan sebagaimana yang dianjurkan pemerintah. “Ini adalah keseimbangan yang harus dijaga,” imbuhnya.
(Nurul/Din)