JAKARTA- Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma’ruf Amin menyatakan, MUI patut bersyukur karena berhasil menjadi saluran silaturahim antar ormas Islam. Ada sekitar 70 ormas Islam di dalam MUI yang terdiri dari beragam corak madzhab yang berbeda-beda, namun minim sekali konflik internal yang terdengar di dalamnya.
Dalam acara peringatan Milad ke-45 MUI, Jum’at (07/08) malam, Kiai Ma’ruf menyampaikan, apa yang dicapai MUI sudah luar biasa. Mui sudah bermur 45 tahun dan masih sehat, masih bugar, masih kompak, masih kokoh.
“Ini sesuatu yang tidak mudah, padahal MUI terdiri dari berbagai macam ormas Islam yang tentu ada perbedaan ada kesamaan, tetapi dengan izin Allah dengan kemampuan yang kita lakukan, kita masih bisa mengelola MUI ini masih tetap utuh,” ungkapnya saat acara Milad ke-45 MUI, Jumat (07/08) di Rumah Dinas Wapres, Jakarta.
Karena itu, ia berharap, jangan sampai nasib MUI seperti perhimpunan-perhimpunan lain yang usianya tidak lama sebab adanya selisih paham antar tokoh.
Menurutnya, MUI sudah lama membangun kesamaan pandangan di dalam organisasi. Kesamaan pandangan yang kerap disebut ‘taswiyatul manhaj’ itu masuk dalam dasar organisasi MUI. Taswiyatul manhaj ini, tuturnya, membuat terbangunnya toleransi terhadap pendapat yang berbeda, sepanjang perbedaan itu masih dalam koridor ‘mukhtalaf fiih’. Tetapi tentu saja tidak akan diberikan toleransi kalau itu sudah mujma’ alaih.
“Ini landasan berpikir yang sudah kita letakkan. Karena itu kita sudah mengendalikan, tidak adanya ananiyah, ego kelompok, ananiyah jama’iyah, ananiyah ashabiyah, ahsbiyah jama’iyah, ashabiyah kelompok, ini kita bisa,” katanya.
Salah satu bukti kepaduan MUI itu ditunjukkan dari proses perumusan fatwa selama ini. Meskipun ulama di Komisi Fatwa MUI Pusat berasal dari corak beragam, fatwa yang muncul hampir selalu utuh, tidak ada dissenting opinion.
“Ini satu hal yang harus kita syukuri. Karena itu kewajiban kita bisa menjaga MUI karena MUI adalah terdiri dari kesepakatan-kesepakatan banyak ormas Islam. Kita harus menjaga ini. Jangan sampai MUI mengalami nasib yang sama seperti perhimpunan-perhimpunan atau persatuan-persatuan pada masa-masa yang lampau,” katanya. (Azhar/Anam)