JAKARTA — Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Haedar Nashir menyampaikan bahwa masalah yang dihadapi umat Islam saat ini adalah kesenjangan. Hal ini disampaikan Prof Haedar Nashir saat menjadi pembicara di sesi pleno Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) ke-VII.
Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) VII mengusung tema ‘Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia Dalam Mewujudkan NKRI yang Maju, Adil dan Beradab’. KUII diselenggarakan di Hotel Novotel, Kota Pangkal Pinang, Bangka Belitung pada 26-29 Februari 2020.
Haedar berpandangan, kelompok kecil yang menguasai sumber-sumber dan kekuatan ekonomi di Indonesia perlu diajak berdialog bersinergi oleh kekuatan mayoritas yang lemah secara ekonomi. Mayoritas di negeri ini adalah umat Islam atau pribumi. Dia juga mengingatkan agar tidak perlu alergi dengan istilah pribumi. “Nah yang besar itu mengayomi yang kecil dan yang kecil juga mau berintegerasi dengan yang besar,” kata Haedar, Kamis (27/2).
Dia juga menyarankan agar kelompok yang ekonominya kecil dan menengah diberdayakan oleh negara dengan kebijakan-kebijakan imperatif yang lebih berani. Sementara umat Islam dan kekuatan-kekuatan civil society mendukung kelompok kecil. Inilah yang dimaksud oleh Bung Hatta sebagai ekonomi terpimpin yang semangatnya adalah semangat kebersamaan.
Haedar menegaskan, negara jangan membiarkan proses ekonomi sepenuhnya pada pasar. Karena kalau sepenuhnya diserahkan ke pasar, maka kelompok mayoritas yang lemah secara ekonomi sampai kapanpun tidak akan pernah berdaya. Mereka yang mayoritas akan kalah bersaing dengan kelompok kecil yang menguasai ekonomi. “Nah yang besar yang menguasai (ekonomi) tentu juga dia tidak boleh merasa terancam (oleh kelompok mayoritas), di situlah pentingnya dialog dan sinergi,” ujarnya. (Din)