MAKKAH — Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia KH Cholil Nafis saat ini sedang menjankan ibadah haji di tanah suci karena undangan Raja Salman bersama tiga puluh sembilan orang lain. Kiai Cholil memanfaatkan waktu dengan mengunjungi hunian amirul hajj beserta Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Menurutnya, pemondokan Menteri Agama beserta amirul hajj tidak jauh berbeda dengan pemondokan jamaah yang lain. Jika dibandingkan tahun sebelum-sebelumnya, hunian amirul hajj tahun ini tergolong sederhana bahkan menurutnya setara dengan hotel kelas melati.
“Sesampainya di penginapan, para amirul hajj, termasuk menteri Agama RI, itu tak seperti yang kita bayangkan. Mereka tinggal di pemondokan yang tak lebih baik dari pemondokan para jamaah haji. Saya sempat masuk ke kamar anggota amirul hajj yang kondisinya tak lebih baik dari hotel kelas melati,” ungkap Kiai Cholil melalui keterangan tertulis, Kamis (16/8).
Melihat pemandangan seperti itu, Kiai Cholil bertanya kepada amirul hajj yang mewakili MUI yaitu KH Masduki Baidlowi. Sepenuturan Kiai Masduki, hunian amirul hajj yang sederhana tersebut karena amirul hajj dan Menteri ingin merasakan hal yang sama dengan yang dirasakan para jamaah lainnya.
“Ia ingin sama dengan para jamaah haji. Alasannya, karena yang digunakan adalah uang rakyat,” ucapnya.
Dalam ibadah haji, lanjut Kiai Cholil, memang sebaiknya tidak ada pembedaan antara penyelenggara, pemimpin, dan jamaah. Pemimpin itu, tutur Kiai Cholil, adalah pelayan umat yang harus merasakan yang dirasakan masyarakatya.
“Inilah kondisi penyelenggaraan ibadah haji yang tak membedakan antara penyelenggara, pemimpin, dan jamaah.
Padahal, menurut cerita teman yang pernah menjadi wakil amirul hajj sembilan tahun lalu fasilitasnya baik sekali dan sangat istimewa dengan fasilitas yang sempurna,” paparnya. (Azhar/Din)