Jakarta – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menekankan pentingya pendidikan informal anak di lingkungan keluarga. Pendidikan di lingkungan keluarga tidak kalah pentingnya daripada pendidikan formal di madrasah atau sekolah.
Pendidikan seorang anak pertama kali berasal dari seorang ibu, maka pendidikan seorang ibu sebagai orang tua juga tidak kalah penting.
“Setiap kita mendapatkan pendidikan yang utama itu dari ibunya, maka menurut hemat saya, tidak hanya pendidikan anak, pendidikan anak itu penting, tapi yang jauh lebih penting adalah pendidikan orang tua, ” katanya dalam acara Kongres Muslimah Indonesia (KMI) II di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Senin (17/12).
Selama ini, menuturnya, menjadi orang tua tidak ada standard bakunya. Menjadi orang tua hanya proses organik trial and error saja. “Karena menjadi orang itu untuk proses trial dan error saja. Jarang sekali diantara kita yang secara terstruktur sistematis dan terencana mempersiapkan betul menjadi orang tua,” katanya.
“Tidak ada lembaga formalnya, tidak ada lembaga-lembaga yang terstruktur membekali kita menjadi orang tua, padahal menjadi orang tua itu sangat kompleks apalagi dalam konteks kekinian, ” imbuhnya.
Karena sedikitnya lembaga formal pelatihan menjadi orang tua itu, Kemenag menurutnya sangat serius menangani program bimbingan perkawinan. Sayangnya, lanjutnya, program tersebut hanya berlangsung selama dua sampai tiga jam bahkan terkadang, sehingga sangat kurang.
“Kemenag sngat serius menanagani program bimbingan perkawinan, bimbingan pra nikah, tidak cukup orang hanya dua tiga jam bahkan kurang dari itu yang terkait dengan bimbingan perkwainan itu sama sekali kurang memadai,” katanya.
““Kemenag secara khusus membuat kurikulum tentang silabus bimbingan perkawinan selama dua hari,” tambahnya.
Pendidikan menjadi orang tua ini penting agar anak muda yang akan menikah memiliki gambaran utuh mengenai fungsi seorang ayah dan tanggung jawab di dalamnya, begitupula fungsi seorang ibu. Konsep-konsep seperti itu selayaknya dipahami secara matang oleh calon pengantin sehingga mampu menghasilkan generasi-generasi mendatang yang lebih baik.
“Anak muda kita perlu memiliki pemahaman yang utuh apa esensi keluarga, apa fungsi seorang ayah terhadap keluarga, fungsi dan tanggang jawab ibu, konsepsi anak seperti apa, konsep anak dalam pandangan agama seperti apa.” katanya. (Azhar/Anam)