Jakarta – Generasi berkualitas menjadi salah satu isu utama yang dibahas dalam Kongres Muslimah Indonesia (KMI) II di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, sejak Senin (17/12) kemarin. Kongres ini digelar oleh Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.
Menteri Keuangan Sri Mulyani yang hadir dalam kongres ini mengungkapkan generasi berkualitas diperlukan untuk menghadapi tantangan-tantangan globalisasi. Menurutnya, generasi berkualitas adalah mereka yang mampu melihat teknologi sebagai sebuah realita tanpa merusak nilai kemanusiannya. Generasi berkualitas juga mereka yang memiliki pengetahuan dan memahami ilmu pengetahuan.
“Mereka memiliki karakter keimanan dan kejujuran, mereka memiliki sikap menghadapi tantangan global,” ujarnya.
Generasi berkualitas, tambahnya, juga mereka yang tidak hanya meminta dan menunggu, namun mereka yang menjadi bagian dari solusi.
Perempuan yang sering disapa Ani ini mengungkapkan katakter generasi terbentuk dari pendidikan pertama dan utama yaitu keluarga. Mereka terbentuk dari diskusi suami istri. Maka peran Ibu dalam mendidik generasi seperti ini sangat penting.
“Kita kalangan perempuan memiliki peran tiga kali lebih penting dibandingkan laki-laki, 300%, karena ibu hamil, perasaannya dan pikirannya akan membentuk pikiran dan anaknya pula, maka yang dibaca oleh ibu, dirasakan oleh ibu adalah proses membentuk generasi, ” katanya.
Ani menegaskan, untuk membentuk generasi berkualitas, sosok Ibu harus siap menjadi tempat pendadaran pertama untuk menjadi manusia yang berkualitas.
“Awal pertama ini penting, namun ini merupakan proses yang tidak terputus, sesudah anak lahir di dalam keluarga, ia masuk di dalam pendidikan yang tidak berhenti,” paparnya.
Senada dengan Ani, Wakil Ketua Umum MUI Buya Zainut Tauhid Sa’adi mengungkapkan, sosok Ibu merupakan sosok inti dalam keluarga dan masyarakat. Ia mengatakan, di dalam Islam perempuan memiliki kedudukan yang sangat tinggi dan mulia
“Dalam Islam, perempuan muslimah memiliki kedudukan yang sangat tinggi dan mulia, dan memiliki pengaruh, dialah sekolah pertama yang membentuk manusia dengan petunjuk Al-Qur’an,” katanya.
Ia menambahkan, keluarga selayaknya memosisikan diri sebagai sumber segala keteladanan dan tempat terbaik tumbuh kembang anak-anaknya.
“Keluarga hendaknya mampu berperan sebagai tempat memupuk kasih sayang. Ibu hendaknya mampu dan hadir sebagai cermin dan teladan perkembangan dan jiwa perilaku anak-anaknya,” katanya (Azhar/Anam)
Generasi Berkualitas Menjadi Sorotan Kongres Muslimah Indonesia
Jakarta – Generasi berkualitas menjadi salah satu isu utama yang dibahas dalam Kongres Muslimah Indonesia (KMI) II di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, sejak Senin (17/12) kemarin. Kongres ini digelar oleh Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.
Ketua MUI Bidang Perempuan, Remaja, dan Keluarga MUI Pusat Prof. Amany Lubis mengatakan, pada Kongres Muslimah Indonesia ke-2 ini, MUI ingin mendorong peran muslimah dan khususnya remaja tangguh menghadapi globalisasi dan digitalisasi. Ketangguhan muslimah dan remaja, tuturnya, muncul dari generasi-generasi berkualitas.
“Kongres Muslimah Indonesia ke-2 ingin mendorong perempuan, remaja, dan keluarga untuk menjadi tangguh dan kuat untuk menghadapi tantangan dan ancaman zaman,” kata Guru Besar UIN Jakarta ini saat membuka KMI 2 di Hotel Grand Cempaka, Senin (17/12).
Menteri Keuangan Sri Mulyani yang hadir dalam kongres ini mengungkapkan generasi berkualitas diperlukan untuk menghadapi tantangan-tantangan globalisasi. Menurutnya, generasi berkualitas adalah mereka yang mampu melihat teknologi sebagai sebuah realita tanpa merusak nilai kemanusiannya. Generasi berkualitas juga mereka yang memiliki pengetahuan dan memahami ilmu pengetahuan.
“Mereka memiliki karakter keimanan dan kejujuran, mereka memiliki sikap menghadapi tantangan global,” ujarnya.
Generasi berkualitas, tambahnya, juga mereka yang tidak hanya meminta dan menunggu, namun mereka yang menjadi bagian dari solusi.
Perempuan yang sering disapa Ani ini mengungkapkan katakter generasi terbentuk dari pendidikan pertama dan utama yaitu keluarga. Mereka terbentuk dari diskusi suami istri. Maka peran Ibu dalam mendidik generasi seperti ini sangat penting.
“Kita kalangan perempuan memiliki peran tiga kali lebih penting dibandingkan laki-laki, 300%, karena ibu hamil, perasaannya dan pikirannya akan membentuk pikiran dan anaknya pula, maka yang dibaca oleh ibu, dirasakan oleh ibu adalah proses membentuk generasi, ” katanya.
Ani menegaskan, untuk membentuk generasi berkualitas, sosok Ibu harus siap menjadi tempat pendadaran pertama untuk menjadi manusia yang berkualitas.
“Awal pertama ini penting, namun ini merupakan proses yang tidak terputus, sesudah anak lahir di dalam keluarga, ia masuk di dalam pendidikan yang tidak berhenti,” paparnya.
Senada dengan Ani, Wakil Ketua Umum MUI Buya Zainut Tauhid Sa’adi mengungkapkan, sosok Ibu merupakan sosok inti dalam keluarga dan masyarakat. Ia mengatakan, di dalam Islam perempuan memiliki kedudukan yang sangat tinggi dan mulia
“Dalam Islam, perempuan muslimah memiliki kedudukan yang sangat tinggi dan mulia, dan memiliki pengaruh, dialah sekolah pertama yang membentuk manusia dengan petunjuk Al-Qur’an,” katanya.
Ia menambahkan, keluarga selayaknya memosisikan diri sebagai sumber segala keteladanan dan tempat terbaik tumbuh kembang anak-anaknya.
“Keluarga hendaknya mampu berperan sebagai tempat memupuk kasih sayang. Ibu hendaknya mampu dan hadir sebagai cermin dan teladan perkembangan dan jiwa perilaku anak-anaknya,” katanya (Azhar/Anam