JAKARTA– Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga Majelis Ulama Indonesia (PRK-MUI) akan menyelenggarakan Kongres Muslimah Indonesia ke-2.
Kongres yang akan berlangsung pada 17-19 Desember 2018 di Hotel Grand Cempaka Jakarta ini mengangkat tema ‘Ketahahan Keluarga dalam Membentuk Generasi Berkalualitas di Era Globalisasi’.
Ketua Komisi PRK MUI, Azizah, mengatakan panitia memilih tema itu karena ketahanan keluarga yang kokoh mendapat tantanganan besar di masyarakat saat ini.
Dia mencontohkan kasus bom bunuh diri oleh satu keluarga di Surabaya pada Mei 2018 lalu sebagai bentuk rapuhnya ketahanan keluarga. Hal itu diperparah dengan seorang ibu yang membawa semua anaknya dalam kegiatan tersebut, padahal sosok Ibu merupakan inti ketahanan keluarga.
“Kasus bom bunuh diri di Surabaya pada Mei 2018 mengejutkan semua orang, karena seorang ibu membawa semua anaknya dalam aksi tersebut, ” katanya saat memberikan keterangan pers Jumat (14/12) di Gedung MUI Pusat, Jakarta.
Selain radikalisme, Azizah menambahkan, perceraian juga menjadi tantangan ketahanan keluarga paling utama. Dari 2 juta orang yang menikah setiap tahunnya, lebih dari sepuluh persen dari jumlah tersebut berakhir dengan perceraian yakni sebanyak 285.184 pasangan. Data itu didapatkannya dari Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama RI pada 2010.
“Jumlahnya (perceraian) selalu meningkat, dimana 70 persen penggugat cerai adalah istri, dengan alasan suami tidak bisa memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, ” katanya.
Azizah mengatakan, kongres ini merupakan langkah strategis Komisi PRK-MUI dalam menjawab tantangan ketahanan keluarga untuk meningkatkan penguatan ekonomi, hukum, sosial, maupun pendidikan.
“Pada akhirnya ketahanan keluarga menjadi menjadi salah satu pilar terwujudnya ketahanan nasional, ” ungkapnya.
Terbangunnya ketahanan keluarga Indonesia, menurut Azizah, adalah tujuan utama kongres ini. Tujuan lainnya, membangun sinergi antara pemerintah dan masyarakat serta menguatkan peran Muslimah menghadapi tantangan zaman.
“Hasil Kongres Muslimah Indonesia ini nanti diharapkan munculnya keseragaman persepsi untuk memperkokoh ketahanan keluarga. Serta yang lain adalah memunculkan rekomendasi Kongres Muslimah Indonesia,” paparnya. (Azhar/ Nashih)