JAKARTA — Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Pemberdayaan Ekonomi Umat, Lukmanul Hakim mengatakan, pesantren mampu menjadi motor penggerak ekonomi Indonesia. Perkataan tersebut bukan tanpa alasan, karena disampaikan saat PT Kimia Farma menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan 30 Pesantren di Pulau Jawa, Rabu (28/11) pagi, di Jakarta.
“Dengan kerja sama ini, pesantren-pesantren akan menjadi motor penggerak ekonomi Indonesia. Kerjasama bidang kesehatan, dari mulai klinik obat nanti akan ada pembinaan dari Kimia Farma,” ungkapnya.
Kerjasama tersebut, paparnya, merupakan bentuk Arus Baru Ekonomi Indonesia yang selama ini dicanangkan MUI sejak April 2017 lalu. Dengan potensi sumberdaya yang luar biasa, tugas pesantren tinggal mengubah potensi tersebut menjadi nyata. Bila sumberdaya itu dikembangkan, maka akan menggerakkan ekonomi berbasis keumatan.
“Pesantren itu sumber dayanya banyak dan punya potensi yang luar biasa. Pesantren itu mengarahkan santri-santrinya apa aja jadi, bisa tinggal kita bagaimana mengkonversi itu,” katanya.
Pada kesempatan itu, pria yang juga menjabat direktur LPPOM MUI ini menerangkan, PT Kimia Farma akan bekerjasama dengan 30 pondok pesantren di Pulau Jawa guna membangun klinik-klinik di masing-masing pondok pesantren. Tidak hanya klinik, di pesantren-pesantren itu juga akan dibuat lahan pertanian yang ditanami tumbuhan obat-obatan.
Ke depan, ia berharap kerjasama seperti ini meluas sampai ke pesantren-pesantren luar Jawa, bahkan kalau bisa dari Sabang sampai Merauke.
“Kita harapkan nanti Kimia Farma juga bisa membantu pengembangan ekonomi pesantren dari Sabang sampai Merauke,” paparnya. (Azhar/Din)