BANDUNG– Ribuan umat Islam di Jawa Barat menggelar shalat istisqa’ meminta Allah SWT menurunkan hujan. Di Bandung, pelaksanaan shalat istisqa’ digelar di Balai Kota Bandung, Senin (15/10).
Tampil sebagai penceramah usai pelaksanaan shalat istisqa’ ini, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandung, KH. Miftah Faridl. Dalam ceramahnya, dia menilai kemarau berkepanjangan belakangan ini adalah jalan agar umat manusia terus bersyukur dengan nikmat yang seringkali terabaikan.
“Peristiwa tidak turunnya hujan menjadi wasilah dari kesadaran manusia betapa dhaif-nya kita sebagai makhluk,” ujar Kiai Miftah saat mengisi ceramah setelah Salat Istisqa di Bandung, Senin (15/10).
Di hadapan ASN Pemkot Bandung, Kiai Miftah mengatakan, kemarau yang memicu kelangkaan air harus menjadi pengingat untuk menjaga alam dari tindakan-tindakan zalim. Beberapa orang terlupa bahwa air bisa ditampung dari endapan di bawah tanah. “Alquran berbicara tentang alam karena umat Islam tidak berpisah dengannya. Bahkan, seperlima Alquran itu membahas tentang alam, ” ungkapnya.
Kemarau, lanjutnya, juga menjadi pengingat untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan shalat, manusia akan mendapatkan jalur cepat dan tepat perlindungan dan pengampunan-Nya. Shalat menjadi jalan keluar ketika dirundung kebingungan, permintaan maaf, perlindungan, pengampunan, bimbingan, bahkan meminta hujan.
“Kita enggak boleh lupa pentingnya shalat dan pentingnya bimbingan Allah. Kita harus jadi generasi rajin shalat. Mewariskan ajaran ini ke generasi selanjutnya,” katanya.
Dia menjelaskan, ujian berupa kekeringan seperti sekarang ini harus disikapi dengan sabar. Kemarau seperti ini adalah kepastian. Juga merupakan wadah mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kesabaran dan keridaan manusia terhadapnya menambahkan pahala.
Tidak lupa, dia mengingatkan bahwa instrospeksi diri menjadi hal penting. Segala kondisi saat ini selalu berisi manfaat dan hikmah. “Kita harus sadar, Allah Mahakuasa. Di daerah lain pun bisa terjadi. Tinggal sekarang investasi apa yang akan dibawa ke kehidupan selanjutnya,” tutur dia. (Azhar/Nashih)