Jakarta – Video viral yang mempertontonkan seorang ulama asal Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bernama Gus Miftah memberikan pengajian di sebuah tempat hiburan malam di Bali, memancing respon berbagai pihak. Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Buya Zainut Tauhid Sa’adi mengapresiasi jalan dakwah yang diambil Gus Miftah.
Menurutnya, langkah Gus Miftah tersebut selain berani juga memperluas cakupan dakwah tidak hanya di lingkungan yang sudah baik, namun juga di kelompok-kelompok yang dinilai masyarakat belum baik. Untuk itu, menurutnya, dakwah seperti ini harus didukung.
“Menurut saya justru kelompok ini yang perlu mendapatkan perhatian khusus, misalnya daerah lokalisasi, kampung narkoba, tempat-tempat perjudian, kelab malam atau daerah remang-remang yang penuh dengan kemaksiatan,” ungkapnya melalui keterangan tertulis kepada mirror.mui.or.id Kamis (13/09).
“Sepanjang dakwahnya dilakukan dengan cara yang benar, manhaj yang shahih, niat yang baik, ihlas dan tidak ada maksud untuk menodai kesucian agama Islam, apalagi maksud untuk memperolok-olok agama sebagai bahan ejekan (istihza’),” imbuhnya.
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Buya Zainut ini mengungkapkan, dakwah intinya mengajak manusia menuju kebenaran melalui kebijaksanaan (bil-hikmah), ketauladanan (uswatun hasanah), serta argumen yang baik (wajadilhum billati hiya ahsan). Sehingga, tuturnya, berdakwah di tempat maksiat demi menyebarkan kemuliaan Allah SWT. lebih baik dibandingkan dakwah di hadapan orang-orang yang sudah dicap baik namun materinya berisi ujaran kebencian, fitnah, dan sejenisnya.
“Menurut saya dakwah di tempat seperti itu nilainya lebih mulia dari pada dakwah di tempat yang baik dengan komunitas yang baik tapi isi dakwahnya penuh dengan ujaran kebencian, fitnah dan mengadu domba antarkelompok masyarakat.” ujarnya.
Sementara itu, Ketua MUI Derah Istimewa Yogyakarta (DIY) KH. Toha Abdurrahman berujar, selama niat ceramah tersebut bertujuan menghilangkan keburukan, maka tidak menjadi masalah. Baginya, segala hal dinilai dari niatnya.
“Dakwah di tempat yang tidak baik itu enggak apa-apa. Namun niatnya untuk mengubah supaya menjadi baik,” ungkapnya.
Untuk itu, ia melanjutkan, polemik mengenai Gus Miftah ini tidak perlu diperdebatkan lagi. Kalaupun masih ada yang mempersoalkan, ia meminta masyarakat menilai dari hasil usahanya.
“Kita ini harus melihat bagaimana usahanya dan bagaimana hasilnya. Usahanya yang baik dan hasilnya baik kan enggak apa-apa itu. Didengar atau tidak masa bodoh, yang penting hasilnya baik.” ucapnya. (Azhar/Thobib)