Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam (LPLH SDA) bekerjasama dengan Pusat Pengajian Islam Universitas Nasional mengadakan Lokalatih Air, Sanitasi, dan Kebersihan terhadap Da’i, Khatib, dan Guru Pesantren di Gedung MUI Jakarta Pusat Senin (27/3/2017).
Ketua LPLH SDA MUI, Hayu Prabowo, dalam dalam pembukaan kegiatan ini menenkankan pentingnya perhatian umat Islam pada air, sanitasi, dan higienitas.
Untuk itu, agar masyarakat mudah menerima, MUI mengajak para da’i. “Pendekatan (air, sanitasi, dan higienitas) melalui da’i karena da’i dekat dengan masyarakat,” kata Hayu.
Menurut hayu, air sumur di Jakarta saat ini sudah tercemar tinja. Sehingga air tersebut tidak suci ketika digunakan untuk keperluan bersuci/toharoh. Sementara taharoh adalah bab paling awal dalam pembahasan Fiqih.
Dalam sambutan tersebut, Hayu juga mengatakan bahwa tujuan lokalatih ini adalah untuk memperkuat wawasan para da’i sekaligus memperkuat jaringan para da’i.
Senada dengan Hayu, Facrudin Mangunjaya dari Universitas Nasional mengatakan pendekatan sosialiasi tentang sanitasi dan kesehatan lewat fatwa MUI atau para da’i termasuk penting.
Menurut Fachruddin, umat menaruh percaya kepada para da’i, khatib, atau guru pesantren. Lewat tiga pihak itu, gambaran tentang pentingnya air, sanitasi, dan higienitas akan mudah menyebar dan diterima masyarakat luas.
Fachruddin mengharapkan program seperti ini menjadi program jangka panjang. Sehingga tidak berhenti pada pertemuan ini saja. (Azhar/Anam)