JOMBANG — Pangsa pasar ekonomi syariah dibanding ekonomi secara keseluruhan masih pada angka 5 persen. Dengan nilai sekecil ini, maka potensi ekonomi syariah yang perlu dikembangkan lagi masih sangat besar. Dengan menggandeng Majelis Ulama Indonesia, PT Pegadaian masuk dalam ranah ini untuk mensosialisasikan ekonomi syariah, salah satunya mengkonversi pegadaian di beberapa daerah khususnya Jawa Timur menjadi syariah.
Direktur Utama PT Pegadaian Sunarso mengatakan, ekonomi dan keuangan syariah patut dikembangkan dengan segera. Selama ini, tuturnya, keuangan syariah mampu meningkatkan kesejahteraan yang bukan hanya menyasar kalangan Muslim, namun juga semua lapisan masyarakat.
Pengembangan keuangan syariah yang selama ini sedang menjadi trend, ternyata mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan, dan kesempatan kerja, serta pemberdayaan UMKM. Pendek kata, upaya mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
“Untuk itu Pegadaian segera mengkonversi beberapa outletnya menjadi syariah untuk menjawab kebutuhan masyatakat, utamanya di Jawa Timur, ” ungkap Sunarso Ahad (1/7) dalam acara Halaqah Pengasuh Pesantren dengan menggandeng Majelis Permusyawaratan Pengasuh Pesantren Se-Indonesia (MP3I) di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Ahad (1/7).
Ketua Umum MUI KH Ma’ruf Amin dalam kesempatan tersebut mengatakan, perkembangan keuangan syariah dengan melibatkan pegadaian akan mendorong berkembangnya ekonomi syariah. Pemerintah selama ini memang fokus menumbuhkan keuangan syariah, namun belum banyak menyentuh pemberdayaan ekonomi umat.
Kerjasama dengan Pegadaian ini, ungkap Kiai Ma’ruf, adalah salah satu upaya untuk mengenalkan dan menjangkau produk syariah kepada masyarakat luas. Diharapkan masyarakat akan semakin mengenal produk syariah dan menjadikannya sebagai sumber pembiayaan pengganti konvensional, sehingga bisa memberdayakan ekonomi umat secara khusus dan ekonomi nasional secara umum.
“Untuk itu kami terus bekerjasama dengan berbagai pihak supaya masyarakat makin paham dengan keberadaan produk-produk syariah, yang bisa dijadikan sumber pembiayaan, menggantikan pembiayaan konvensional dan pemberdayaan ekonomi umat,” ujar Kiai Ma’ruf.
Sementara itu, pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, KH. Salahuddin Wahid, mengungkapkan ekonomi syariah terus berkembang seiring mulai munculnya bank syariah di Indonesia pertama kali pada tahun 1992.
“Walaupun memang harus diakui masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan umat Islam agar perekonomian syariah bisa memberikan kontribusi yang lebih besar lagi bagi negara,” ungkap tokoh yang akrab disapa Gus Sholah itu.
Acara bertema tema “Urgensi Keuangan Syariah Untuk Pemberdayaan Ekonomi Umat” menghadirkan Direktur PT Pegadaian Sunarso, Ketua Umum MUI KH Ma’ruf Amin, mantan ketua Mahkamah Konstitusi Prof M Mahfud MD, Ketua Komisi Dakwah MUI Dr KH Cholil Nafis, MA, Pengaruh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombong KH Salahuddin Wahid, serta Pengasuh Pondok Pesantren As Salafiyyah As Syafi’iyyah Situbondo, KH Afifuddin Muhajir. (Azhar/Din)