KUALA LUMPUR – Gerakkan Nasional Anti Narkoba Majelis Ulama Indonesia atau disingkat Ganas Annar MUI Pusat melaksanakan Kunjungan Kerjasama ke Universiti Sains Islam Malaysia (USIM), Rabu-Jum’at (18-20/01) kemarin.
Hari pertama, dilakukan penandatanganan MoU yang di oleh Ketua Umum MoU Pusat KH Ma’ruf Amin bersama Rektor USIM Prof Dato’ Dr Musa Ahmad Naib Canselor. Hari kedua, diadakan pelatihan Program Drugs dan Family Conseling, serta hari ketiga dilanjutkan dengan kunjungan ke pusat rehabititasi narkoba di Malaysia yaitu Rumah Pengasih Malaysia.
Ketua Umum MUI KH Ma’ruf Amin mengatakan, perkembangan penyalahgunaan narkoba di Indonesia semakin hari semakin mengkhawatirkan. Hal ini ditandai oleh peningkatan jumlah pengguna ataa korbannya. Jumlah uang yang beredar terkait jual beli narkoba semakin besar dan kematian akibat narkoba semakin banyak.
Dalam sambutannya pada pwnandatanganan MoU tersebut, ia mengungkapkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), lembaga negara di Indonesia yang bertugas memberantas kejahatan narkoba. Jumlah pengguna narkoba di Indonesia hingga November 2015 mencapai 5,9 juta orang, dan pada November meningkat signifikan hingga 5,9 juta. Sebelumnya pada bulan juni 205 tercatat 4,2 juta.
Di ASEAN, Indonesia adalah mangsa pasar terbesar untuk penjualan narkoba, sedangkan negara terbesar pengimpor adalah China dan Thailand. Selain itu data BNN juga menunjukkan bahwa terdapat 40 sampai dengan 50 orang Indonesia yang meninggal akibat narkoba setiap hari.
Dengan demikian setiap tahun terdapat 14.600 sampai dengan 18.250 orang Indonesia yang meninggal dunia dalam penderitaan akibat narkoba. Sementara kerugian negara akibat narkoba mencapai Rp 63,1 triliyun. Terdapat sekitar 60 jaringan yang beroperasi di Indonesia. Ini berarti rata-rata Rp 1 triliyun tiap jaringan. Melihat kondisi yang sangat memprihatinkan ini, Presiden Jokowi telah menyatakan Indonesia berada dalam status darurat bahaya narkoba.
“Oleh karena itu Ganas Annar memandang penting menjalin hubungan dan kerjasama dengan USIM. Dalam pandangan kami, USIM merupakan salah satu perguruan tinggi di Malaysia yang mempunyai perhatian besar terhadap bahaya narkoba dan mempunyai sistem pendidikan dan pelatihan serta konseling yang terkait dengan bahaya narkoba,” kata Kiai Ma’ruf Amin.
Ganas Annar-MUI mengharapkan dapat menjalin kerjasama dengan USIM terutama dalam bidang pendidikan dan pelatihan serta konseling mengenai bahaya narkoba ini. “Kami menyampaikan terima kasih dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Pimpinan USIM yang telah bersedia menjalin kerjasama dengan Ganas Annar-MUI,” tambahnya.
Ganas Annar berharap kerjasama yang dilakukan mencakup tiga hal, yakni pertukaran staf dan mahasiswa serta pengurus dan aktivis anti narkoba, workshop bersama dan program pelatihan, program pendidikan bersama, dan kerjasama dalam aspek-aspek lain yang sesuai dengan tujuan kerjasama kedua lembaga.
“Insya Allah kerjasama ini dapat segera kita tindaklanjuti dalam bentuk kegiatan-kegiatan konkret baik yang diselenggarakan di Malaysia maupun di Indonesia,” kata Kiai Ma’ruf Amin.
Ditambahkannya, MUI melihat secara sosiologis bahwa narkoba merupakan kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) yang harus menjadi musuh bersama seluruh komponen masyarakat dan aparat penyelenggara negara.
“MUI memandang upaya dan langkah pemerintah dalam mencegah dan menanggulangi penyalahgunaan narkoba belum sebagaimana diharapkan,” tegas Kiai Ma’ruf.
Ukhuwah Islamiyah
Rektor USIM Prof Dato’ Dr Musa Ahmad Naib berharap terjalin kerja sama yang baik dengan Ganas Annar MUI dengan USIM untuk meningkatkan Ukhuwah Islamiyah serta membantu negara mengurangi bahkan menghapuskan penyalahgunaan narkoba atau dalam bahasa Malaysia disebut dadah.
Dikatakannya, kerjasama akan dilaksanakan dalam bentuk pertukaran staf, pelajar, dan aktivis, penganjuran program pendidikan, serta peningkatan penanganan penyalahgunaan narkoba. (Aida)