JAKARTA–Komisi Seni dan Budaya Islam Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan menggelar Festival Seni Budaya Islam. Festival yang diagendakan berlangsung Juli mendatang ini rencananya digelar di sejumlah kota.
Ketua MUI Bidang Seni dan Budaya Islam KH Sodikun mengatakan, festival ini merupakan langkah awal MUI menuju pelaksanaan kongres budaya yang akan dihelat tahun depan. Program ini adalah bagian inovasi dan gebrakan pasca-Kongres Ekonomi Umat April 2017 lalu. Di antara kota yang terpilih sebagai tuan rumah festival ini yaitu Cirebon. MUI akan bekerjasama dengan Kesultanan Cirebon menyukseskan perhelatan tersebut.
Kiai Sodikun mengatakan, tujuan festival untuk menggali dan mengkaji nilai luhur budaya nusantara agar dijadikan kearifan lokal. Sebab dia menilai, belakangan ini perilaku luhur dari masyarakat mulai jarang terasa. “Kita merasakan betul laku-laku yang luhur sekarang mulai tidak kita rasakan lagi,” kata dia, di Gedung MUI Jakarta Pusat, Rabu (18/4).
Dia menuturkan, festival juga sebagai salah satu upaya mendesain sebuah budaya, sehingga nilai dan budaya yang sifatnya sangat universal tersebut bisa dirasakan seluruh anak bangsa. Festival ini tidak akan melepaskan diri dari ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa. Sisi kerakyatan maupun keadilan sosial akan terus digali sehingga bisa diejawantahkan dalam kehidupan sehari-hari. “Ruhnya adalah ideologi Pancasila, bagaimana membangun kerakyatan dan keadilan sosial yang sifatnya sangat luar biasa, ” ucap dia.
Sesuai namanya, kata dia, festival ini juga tidak bisa dilepaskan dari Islam. Budaya Indonesia banyak yang merupakan sari budaya Islam. Festival ini tidak hanya berlandaskan Islam, namun juga Pancasila serta UUD 1945 yang selama menjadi panduan bernegara.
Dia berharap, dengan hadirnya festival budaya nanti, umat tidak lagi sibuk mengurusi masalah-masalah kecil seperti ujaran kebencian maupun masalah-masalah lain yang mengerdilkan pikiran umat. “Dengan nilai budaya itu, semoga tidak ada lagi ujaran yang mengecilkan dan mengerdilkan kita,” ujar dia. (Azhar/Nashih)