Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) berupaya mempromosikan Islam wasathiyyah dan penguatan hubungan sosial kebudayaan dalam aspek agama melalui Organisasi Ikatan Dai Serumpun. Posisi organisasi ini ada di bawah organisasi keagamaan resmi di berbagai negara Asia Tenggara. Seperti MUI di Indonesia, Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (Jakim) di Malaysia, maupun organisasi agama resmi lainnya di negara Asia Tenggara.
“Kita ingin mengikat melayu di dalam ikatan keagamaan Islam, tetapi ikatan yang formal di bawah organisasi yang resmi,” ujar Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat, KH Cholil Nafis di Jakarta, Kamis (5/4) seperti dimuat Republika.co.id.
Mengingat penguatan masyarakat bersumber dari masjid-masjid melalui khatib, Komisi Dakwah MUI berupaya memasukkan kesepakatan dalam organisasi Ikatan Dai Serumpun ke dalam masjid-masjid. Melalui Ikatan Dai Serumpun, Kiai Cholil mengatakan, MUI akan mempromosikan Islam Wasathiyyah sehingga Islam wasathiyyah bisa menjadi panduan pandangan keislaman di Asia Tenggara. Selama ini buku-buku dan diskusi yang sudah ada dirasa masih belum cukup, maka Ikatan Da’I Serumpun ini dibentuk.
“Kita mau bentuk, nanti kita akan coba konkretkan dalam bentuk konsep-konsep, insya Allah akhir tahun ini kita akan undang mereka semua untuk peresmian pembentukan Ikatan Dai Serumpun,” ungkapnya.
Menurut Kiai Cholil, langkah sosialisasi Islam wasatiyyah tidak menemui penolakan. Masyarakat saat ini sedang dihadapkan pada dua kutub yang saling bersitegang, MUI dalam Ikatan Dai serumpun mengajak kembali pada posisi tengah/moderat yakni Islam wasathiyyah. Belum lama, Kiai Cholil mengunjungi Malaysia mengusulkan Ikatan Dai Serumpun dan pihak Malaysia siap memfasilitasi dan mendukung gagasan tersebut.
“Kemarin ke Malaysia menyampaikan Islam wasatiyyah dan gagasan Ikatan Dai Serumpun, ternyata Kedutaan Malaysia minta leadernya Indonesia dan Malaysia, mereka siap memfasilitasi dan mendukung.” katanya.
Sumber: Republika.co.id