Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH. Ma’ruf Amin meresmikan Koperasi Mitra Santri Nasional di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Rabu (04/04). Pembentukan koperasi ini bertujuan mengembangkan dan menumbuhkan ekonomi kelas bawah.
Kiai Ma’aruf dalam sambutannya mengungkapkan, perekonomian masyarakat bawah akan terbantu dengan hadirnya koperasi. Peran tersebut mirip dengan santri yang dekat dengan masyarakat, sehingga pembentukan koperasi mitra santri benar-benar mampu mendorong ekonomi masyarakat kecil.
“Kita buat arus baru kemudian pemberdayaan ekonomi umat. Pemberdayaan ekonomi umat itu kita ingin basis-basis yang kita bangun di pesantren. Kalangan santri supaya santri mengambil peran berkontribusi. Santri itu banyaknya di lapis bawah,” kata Kiai Ma’aruf seperti dimuat Republika.co.id
Menurut Kiai Ma’ruf, Ide pembentukan koperasi semacam ini merupakan langkah maju untuk membantu masyarakat dengan taraf ekonomi rendah. Mengingat selama ini kalangan yang terbantu dengan kemudahan fasilitas, akses, permodalan, maupun pemasaran adalah kelas menengah atas.
Nantinya, Koperasi Mitra Santri Nasional akan menghubungkan pemilik modal dan pemerintah dengan pelaku ekonomi seperti kelompok tani, untuk membuka akses yang lebih luas. Koperasi seperti ini juga akan dijalankan di seluruh Indonesia sehingga manfaatnya bisa dirasakan merata.
“Bukan hanya di Jawa tapi dimana-mana. Makanya namanya mitra santri nasional. Supaya jadi fasilitator menghubungkan kelompok-kelompok memperoleh akses memperoleh mitra dan memasarkan,” tambahnya.
Selain sebagai tindak lanjut Kongres Ekonomi Umat April 2017 yang lalu, Ketua Koperasi Mitra Santri Nasional Sholahuddin mengatakan, Koperasi juga merupakan bentuk keberagaman, budaya tolong menolong yang sesuai nilai luhur Pancasila. Ia berharap, koperai ini nantinya mampu mewadahi persatuan bangsa sekaligus pemberdayaan masyarakat sehingga lebih kompetitif di tingkat nasional maupun dunia.
“Umat, khususnya santri dan pondok pesantren di Indonesia memiliki potensi ekonomi yang sangat besar, baik dari sisi pelaku maupun jenis kegiatan perekonomian yang dilakukan di sektor riil, keuangan, jasa dan budidaya.” ujarnya.
Sumber: Republika.co.id