Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH. Ma’ruf Amin mengingatkan bahwa kerukunan antara bagian bangsa, khususnya ulama dan umara harus diperkuat.
“Melalui zikir kebangsaan ini, akan kita satukan dan terus bina hubungan baik antara ulama dan umara,” ujar Kiai Ma’ruf saat memberikan sambutan di acara Zikir Kebangsaan dan Rakernas Majelis Zikir Hubbul Wathon di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (21/02).
Menurut Kiai Ma’ruf, kerukunan tersebut, juga kerukunan bangsa dapat diperkokoh melalui kalimatun sawa’ (titik temu) Indonesia berupa pancasila dan Undang-undang Dasar (UUD) 1945. Dengan menjaga keduanya, maka kerukunan bangsa akan terjaga.
“Warisan pertama adalah Pancasila yang merupakan kalimatun sawa (titik temu) dari seluruh komponen bangsa Indonesia,” ungkap KH Ma’ruf
“Kita juga patut bersyukur telah diwariskan satu kesepakatan (mitsaq) para pendiri bangsa, yaitu piagam jakarta yang telah dihilangkan tujuh katanya dan menjadi mukaddimah UUD 1945, ” lanjutnya.
Pada acara bertema ‘Memperkokoh Komitmen Islam Kebangsaan Menuju Orde Nasional’ ini, Kiai Ma’ruf juga mengungkapkan, salah satu cara menjaga dua warisan tersebut dengan menggelorakan zikir di seluruh Indonesia.
Dia meminta supaya cita-cita bangsa terwujud melalui jalan lahiriah dan batiniah.
“Melalui zikir di seluruh pelosok Tanah Air, kita berhahrap mendapat pertolongan dari Allah dan kita menjadi orang yang minadz-dzaakiriin wadz-dzaakiraat,” ucapnya.
Hadir dalam acara ini, Presiden Joko Widodo, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) KH. Maimun Zubair, Imam Besar Masjid Istiqlal KH. Nasaruddin Umar. Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy, dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Sumber: Kemenag.go.id