Jakarta – Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Rudiantara, menyatakan sangat antusias terhadap Lembaga Pentashih Buku dan Konten Keislaman (LPBKI) MUI pada Silatnas 1 Stakeholder Konten Keislaman LPBKI, Jum`at (8/12).
Menkominfo berharap LPBKI-MUI dapat memilah dan memilih kontek yang baik, halal untuk disebarkan dan dijadikan referensi, dan mana konten yang haram.
“Kita sangat butuh pemeriksa konten keislaman, khususnya untuk memilih mana konten yang halal, dan mana konten yang haram, karena lebih dari 97.4% pengguna internet atau sekitar 129.2 juta penduduk Indinesia menggunakan sosmed” kata Rudi.
Rudi juga sangat berterimakasih atas peran serta ulama khususnya MUI dalam meminta nasehat sebelum mengambil keputusan.
“Rudi harus dinasehati jika salah, meskipun saya menteri, ummat lebih manut kepada Para Kiainya, maka Saya mohon Para Kiai untuk membackup saya”
Dalam kasus Pemblokiran Telegram, Rudi mengatakan saya menjadi sasaran bullyan, tapi alhamdulillah para ulama mendukung.
“Saya biasa konsultasi di proklamasi, tempat ulama kumpul, Dalam kasus pemblokiran Telegram saya banyak dihujat dan dibully namun para ulama senantiasa mendukung kami untuk pemblokiran karena akibat buruk yang ditumbulkan harus segera dicegah, “ ujar Rudi.
Lebih dari itu, Rudi mengatakan pemblokiran tidak akan efektif untuk jangka panjang, sehingga pemerintah perlu peran serta tokoh masyarakat sangat besar dalam membimbing ummat, dan meliterasi sosial untuk membangkitakn kesadaran akan nilai positif dan negatif dari sebuah teknologi informasi.
“Sosialisasi literasi, memandaikan masyarakat Indonesia untuk memilah dan memilih, karena pemblokiran hanya berefek sementara, karena blokir satu tumbuh seribu, sehingga kesadaran yang muncul dari diri masyarakat bisa lebih baik dan berkepanjangan” tambah Rudi. (Ichwan)