Jakarta – Lembaga Pentashih Buku dan Konten Keislaman (LPBKI) Majelis Ulama Indonesia mengadakan Silaturahim Nasional (Silatnas) 1 Stakeholders Konten Keislaman pada (7-9/12) di Hotel Santika, Jakarta.
Di silatnas pertama yang mengangkat tema “Peningkatan Produktivitas dan Kualitas Konten Keislaman untuk Penguatan Ukhuwah Islamiyah dan Persaudaraan Kebangsaan (Ukhuwah Wathoniyah), Ketua LPBKI, Prof Endang Sutari, dalam sambutannya berharap dapat berpartisipasi secara aktif untuk memelihara ummat dari pemahaman yang salah.
“Begitu pentingnya lembaga pentashih buku dan konten keislaman dalam berpartisipasi secara aktif dan memelihara ummat islam dari pemahaman yang tidak berasaskan Islam Wasathiyah.” Kata Prof Endang.
Penerapannya LPBKI-MUI akan mengadakan 5 fungsi utama, yaitu : Menentukan Standar Konten Keislaman, Pengkajian dan Pentashihan Buku dan Konten Keislaman, Menangani Mushaf Al-Qur`an dan Hadits, Sosialisasi dan Bimbingan, dan Menggalang Kemitraan.
“Ada lima fungsi utama lembaga yang baru dua tahun berdiri salah satunya adalah sebagai lembaga yang menentukan standar konten keislaman, “ tambah mantan rektor UIN Sunan Gunung Jati Bandung.
Sejalan dengan itu, KH. Masduki Badilowi, berpendapat bahwa bonus demografi yang akan terjadi di Indonesia akan menjadi bencana demografi jika kualitas konten keislaman tidak dikemas dengan baik.
“Generasi millenial Indonesia masuk dalam persentase besar yang menjadikan Indonesia sebagai negara ke-3 besar pengguna internet, dan generasi ini memiliki karakter enggan membaca lebih dalam, jika sebuah konten keislaman yang beredar sekarang tidak dipersiapkan dengan baik dalam arti ditashih baik di buku terlebih di media online, maka bonus demografi beberapa tahun yang akan datang akan menjadi bencana demografi” tegas Ketua Bidang Infokom MUI Pusat.
Deva Rahman, Head of Corporate Communications Group of IndosatOoredoo, memaparkan bahwa orang Indonesia hampir 20 jam bersosmed, sehingga menarik para perusahaan digital kelas dunia untuk berinvestasi di Indonesia. Indonesia sebagai pasar muslim terbesar di dunia diharapkan dapat menggunakan internet khususnya sosmed untuk hal positif.
“Salah satu misi dalam kunjungan kami bersama Kiai Ma`ruf ke Ooredoo, Perusahaan Telco di Qatar adalah memanfaatkan masyarakat muslim Indonesia untuk menciptakan suatu kekuatan ekonomi baru dari masyarakat Islam di telekomunikasi, karena data kami menunjukkan hampir 20 jam sehari masyarakat indonesia mengakses internet khususnya medsos, ini bisa menjadi kekuatan baru pasar umat muslim di dunia,” ujar Deva.
Di sisi lain, Wakil Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), Abdul Hakim, menyampaikan harapannya agar para stakeholder konten keislaman dapat bekerjasama khususnya dalam perbukuan, pengadaan event perbukuan islam nasional seperti Islamic Book Fair, dan menanggulangi pembajakan buku.
“Kami senantiasa berfikir positif dan berusaha mensupport para penulis muslim dengan memberikan penghargaan dalam acara Islamic Book Fair, yang digital harus terus dikembangkan, namun yang versi cetaknya jangan ditinggalkan, karena kami yakin suatu saat masyarakat akan mulai mencari tambahan referensi (maraji`) dari buku-buku saat menemui ketidakpuasan dalam membaca melalui online ” kata Abdul. (Ichwan/Thobib)
Download File Materi : Download File via GDrive