Surabaya — Literasi di media sosial berbasis Islam wasathiyah berlanjut di kota Surabaya bertempat di hotel Swissbell in, Surabaya (9/11) setelah dilaksanakan di beberapa kota di Indonesia. Kegiatan atas kerja sama MUI-Kemen Kominfo ini dimulai pada jam 9 pagi sampai jam 16.00 dengan menghadirkan beberapa nara sumber, diantaranya Gun Gun Siswandi dari Kemen Infokom, KH. Bukhari Muslim (MUI Pusat), KH. Abdusshomad Bukhori (MUI Jatim) dan Thobib Al-Asyhar (praktisi Medsos).
Dalam materinya, Thobib Al-Asyhar mengajak kepada peserta dan seluruh masyarakat Jawa Timur agar memiliki kesadaran penuh sebagai manusia sebelum manggunakan Medsos agar bermanfaat bagi sesama.
“Seorang muslim yang menggunakan Medsos harus memiliki kesadaran penuh siapa diri kita itu. Kalau kita menyadari bahwa kita adalah makhluk Allah yang berharga, mari kita jaga kehormatan sebagai manusia ini dengan cara berperilaku baik kepada sesama dan hati-hati dalam memasang status dan memberi komen di media sosial”, katanya.
Lebih lanjut dosen Psikologi Islam Sekolah Kajian Stratejik dan Global UI ini menekankan bahwa setiap pikiran, kata, sikap dan perilaku memiliki kekuatan yang akan terhubung dengan masa depan atau nasib kehidupan selanjutnya.
“Jangan anda pernah berfikir, apa yang kita pikirkan dan kita tulis di dunia maya itu tidak memiliki kekuatan dan berpengaruh pada nasib kita. Kata itu memiliki kekuatan atau word have power, maka janganlah sembarangan kita menulis di media sosial”, urainya.
Hidup di dunia ini bukan sekedar kebetulan. Menurutnya, apa yang ditanam, maka kelak dia akan memanen apa yang pernah ditanam. Berapa banyak dosa yang didapat jika tulisan di media sosial isinya menyakiti orang lain atau dapat menimbulkan fitnah karena hoax.
“Dalam Islam, kenapa kita dilarang ghibah karena ibarat makan bangkai temannya sendiri. Kalau kita ghibah dan menyakiti sesama di dunia maya yang tidak dihapus, berapa dosa yang akan kita peroleh? Jangan-jangan amal kita bangkrut gara-gara status atau komen yang menyakiti sesama. Astaghfirullah”, tandasnya.
Di akhir acara, kegiatan literasi ini dilaksanakan lomba membuat meme yang inspiratif tentang Islam wasathiyah, kebangsaan, toleransi, kedamaian dan semacamnya.
Dihadiri oleh 100 peserta terdiri dari wakil berbagai Ormas Keagamaan kalangan pemuda, seperti NU, Muhammadiyah, Jamiat Khair, LDII, wakil pesantren, mahasiswa, dan lain-lain.
(bieb)