PONTIANAK – Kegiatan literasi media berbasis Islam Wasathiyah yang diselenggarakan oleh Komisi Infokom MUI Pusat bekerjasama dengan Kementerian Kominfo berlanjut di Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (28/10) kemarin.
Kegiatan ini diikuti oleh 100 anak muda yang berasal dari unsur MUI setempat, NU, Muhammadiyah, perguruan tinggi dan pesantren.
Materi ini dibagi ke dalam tiga sesi. Pertama adalah penyampaian materi dasar mengenai pedoman bermuamalah dengan media sosial, lalu dilanjutkan pemaparan beberapa program dan kebijakan pemerintah terkait hal ini dan acara inti workshop pemanfaatan media sosial.
Ketua MUI Provinsi Kalimantan Barat Drs. HM Basri HAR yang menjadi tuan rumah kegiatan ini mengaku sangat merespon kegiatan ini dan siap melakukan tindak lanjut bersama pihak-pihak terkait.
“Kita berharap kepada anak-anak muda yang hadir bisa memanfaatkan forum ini. Sekarang ini media sosial tidak bisa dihindari. Kita berharap dampak negatif media sosial bisa diatasi. Sebaliknya media sosial bisa kita manfaatkan untuk kepentingan dakwah,” ujarnya.
Harapan serupa disampaikan oleh Dinas Kominfo Provinsi Kalimantan Barat yang diwakili oleh Kurniasari. Wandi N Tuturoong yang berbicara mewakili Kantor Staf Kepresidenan juga menyampaikan bahwa dampak negatif media sosial seperti hoaks sangat menggaggu proses pembangunan yang saat ini dilakukan oleh pemerintah. Karena itu pihaknya sangat mendukung pelaksaan kegiatan literasi media yang diakukan oleh MUI.
Penyampaian materi utama mengenai pedoman bermualah dengan media sosial yang merujuk kepada fatwa MUI No 24 tahun 2017 disampaikan oleh Ketua MUI Bidang Kerjasama Internasional dan Hubungan Luar Negeri KH Muhyidin Djunaidi.
Workshop pemanfaatan media sosial dipandu oleh Komisi Infokom MUI Pusat bersama Thobib Al-Asyar, praktisi media sosial yang juga dosen pada Program Pascasarjana Universitas Indonesia.
Dalam sesi workshop ini, Thobib yang juga seorang motivator ini dengan beberapa simulai memberikan pemahaman kepada para peserta bahwa media sosial di “zaman now” sangat penting dalam membangun opini.
Menjelang berakhirnya kegiatan, diadakan pembacaan pemenang lomba pembuatan konten kreatif berupa meme atau quote, stasus, tweet atau video kreatif bertema “Islam Wasathiyah” yang telah diumumkan di awal kegiatan.
Konten kreatif itu dibuat selama kegiatan berlangsung dan di-upload di berbagai media sosial dengan tagar #fatwamedsos.
Sementara itu selain di Pontianak, di hari yang sama juga sedang berlangsung kegiatan serupa di Mataram Nusa Tenggara Barat dan Medan Sumatera Utara. (Khoirul Anam)