Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin pekan lalu, di Jakarta, meluncurkan portal Program 5.000 Doktor pada link https://www.scholarship.kemenag.go.id. Portal ini akan menjadi saluran khusus informasi masyarakat yang ingin meraih beasiswa doktor di dalam dan luar negeri. Pada saat bersamaan diluncurkan pula Program Tahfidz 10.000 Santri.
Menurut Menag, portal tersebut akan menjadi sarana bagi para akademisi yang ingin melanjutkan studi S-3. “Nantinya mereka yang mendapatkan beasiswa ini diharapkan dapat kembali mengabdi setidaknya selama dua kali masa studi doktornya,” kata dia.
Sebelumnya, pada Jumat (19/12/2014), program yang akan digarap selama 5 tahun tersebut telah dilaunching langsung oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara. Hadir kala itu Menteri Agama dan para pejabat tinggi Direktorat Pendidikan Islam Kemenag.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Kamaruddin Amin menjelaskan, program beasiswa ini bukan hanya disediakan untuk dosen negeri saja, tapi juga untuk dosen swasta. “Bahkan juga teman-teman yang bukan dosen bisa, termasuk laboran dan pustakawan,” katanya, seraya menyeru mereka yang memenuhi kualifikasi untuk memanfaatkan peluang ini.
Kamaruddin mengatakan pengiriman dosen ini dilakukan secara bertahap, setiap tahun seribu dosen sampai mencapai 5.000 dosen untuk waktu lima tahun, dengan rincian 750 untuk beasiswa dalam negeri dan 250 untuk luar negeri. Mereka yang berminat mendapatkan beasiswa ini akan mengikuti proses seleksi.
Ia memaparkan, program ini bukan tanpa persiapan dan konsep yang matang. Semua akan melalui proses, setiap PTAI akan didata berapa jumlah dosen, berapa yang sudah meraih gelar doktor, berapa jumlah jurusan di PTKI dan berapa kebutuhannya. “Kita lakukan pemetaan terlebih dahulu, di setiap perguruan tinggi terkait kebutuhan doktor untuk bidang apa saja, setelah itu dibuat standarnya,” jelasnya.
Menurutnya, beasiswa ini semuanya ditanggung Kemenag. “Pemberian beasiswa doktor berlaku untuk semua bidang studi, baik agama maupun umum. Kita kirim mereka ke berbagai perguruan tinggi kelas dunia dan juga ke perguruan tinggi terbaik di dalam negeri,” jelas Kamaruddin.
Program beasiswa doktor itu sendiri ditujukan untuk menghidupkan kampus Islam di Indonesia. Sehingga memberi sumbangsih terhadap peradaban dan keilmuan Islam. Program doktor ini dimaksud untuk menjadikan PTKI semakin bermutu dan memiliki daya saing secara international.
Jumlah doktor di perguruan tinggi Islam negeri dinilai masih kurang, yaitu sebanyak 1.803 orang atau 15,5 persen dari total dosen negeri yang ada. Sementara untuk tingkat perguruan tinggi swasta, doktor baru 1.117 orang atau 5,8 persen dari dosen PT Islam swasta.