Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma’ruf Amin memberikan kuliah tujuh menit (kultum) sebelum adzan maghrib saat menghadiri buka bersama dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) Senin (29/05) di Istana Bogor. Sebelumnya, Presiden Jokowi, Wakil Presiden Jusuf Kalla bersama jajaran kabinet Kerja menggelar sidang paripurna.
Seluruh menteri hadir dalam acara tersebut. Dalam kultumnya, Kiai Ma’ruf menyampaikan urgensi silaturahmi pada bulan Ramadan.
Kiai Ma’ruf menyampaikan bahwa Ramadan merupakan momentum yang tepat bagi umat Islam untuk saling berbagi kebaikan dan serta saling menyayangi antara satu sama lain.
“Ramadan menjadi momentum untuk membagikan kehidupan kita,” ujar beliau seperti dilansir Republika. Selain itu, Kiai Ma’ruf dalam kultumnya juga berpesan agar mudah bersabar dan menahan amarah.
Kiai Ma’ruf mencontohkan, apabila ada orang yang mengumbar kebencian, maka kita tidak boleh marah atau mengatakan “Saya ini puasa, saya ini puasa”.
Sebab, lanjut Kiai Ma’ruf, puasa adalah ibadah untuk meningkatkan pengendalikan diri, kesabaran, dan tidak lagi membenci sesama anak bangsa. “Apa yang biasa dimakan, pada bulan puasa itu menjadi tidak bisa makan. Dan juga, tentu saja, menahan diri dari prilaku tidak baik dan training untuk bisa mengendalikan diri.
Dalam ajaran Islam marah itu bukan tidak boleh tetapi yang dianjurkan mengendalikan amarah,” ujarnya. Kiai Ma’ruf menambahkan, apabila hubungan berbangsa dan bernegara terjalin baik (mawaddah warahmah), maka akan tercipta suatu kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis.
“Pergaulan dan hubungan antarmanusia secara global juga dilakukan berdasarkan prinsip mawaddah warahmah. Ini akan menciptakan situasi yang harmonis, tidak ada konflik,” pungkas Kiai Ma’ruf. (Azhar)
Sumber: Republika