Makassar, muisulsel.or.id – Beberapa hari yang lalu kita telah melewati hari kesepuluh di bulan Muharram yang disebut dengan hari Assyura yang artinya hari kesepuluh.
Di zaman Rasulullah sebelumnya juga telah ada kebiasaan orang yahudi yang melaksanakan puasa 10 Muharram pula, hingga Rasulullah mengatakan bahwa kita pun akan berpuasa, namun, mendahului sehari sebelumnya yang disebut hari Tasu’a dan Ayyamul Bidh yakni hari ke sembilan dan hari ke 13,14, dan 15 setiap bulannya.
Fenomena yang terjadi adalah bagaimana hukumnya berpuasa yang di mulai pada hari Jumat. Sebagian ulama berpendapat bahwa selama ada uzur seperti contohnya hari Assyura atau Ayyamul Bidh ini itu di bolehkan untuk berpuasa di hari jumat.
Namun, selain dari uzur tersebut diatas maka itu tidak di bolehkan menurut pandangan ulama.
Fenomena lain pada hari Assyura di bulan Muharram ini adalah, adanya budaya masyarakat melakukan mabbaca-baca dan menyiapkan berbagai macam makanan seperti ayam, songkolo, dan berbagai macam makanan lainnya, maka hal itu di hukumi boleh oleh ulama.
Dalam acara ritual seperti itu yang telah di Islamkan, sehingga niat para orang tua terdahulu melakukannya adalah untuk memberi makan orang yang berpuasa serta melakukan zikir, maka hal itu di nilai sebagai ibadah berdasarkan beberapa dalil ayat dalam Alquran maupun hadis.
Selain dari hari Assyura ini, terdapat pula beberapa peringatan yang masih terus dilakukan setiap tahunnya, seperti peringatan hari kemerdekaan dan peringatan-peringatan lainnya.
Lalu bagaimanakah dalil yang telah disebutkan dalam Alquran tentang peringatan-peringatan seperti hari kemerdekaan ini? Apakah dalil tersebut menyebutkannya secara langsung atau tersirat? Simak ulasan lengkapnya dalam video link berikut ini
Kontributor: Nur Abdal Patta
The post HIKMAH HALAQAH: Ada Apa di Bulan Muharram appeared first on MUI Sul Sel.