JAKARTA — Komisi Pendidikan dan Kaderisasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) bekerjasama dengan Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama (Kemenag) melaksanakan Halaqoh Ulama untuk Pendidikan dan Kaderisasi Santri Jumat (19/05) di Hotel Salak Tower, Bogor. Hadir dalam acara ini ketua dan pengurus MUI Bidang Kaderisasi Ulama serta para pimpinan pondok pesantren.
Acara yang dimulai sejak Kamis (18/5) sampai Sabtu (20/5) ini dibuka oleh Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin dan Ketua Umum MUI, Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin.
Dalam sambutannya, Menag menyebutkan ada dua kelompok penting di tengah-tengah masyarakat. Menurut beliau, kualitas masyarakat bergantung dari kualitas kelompok itu.
Dua kelompok itu adalah ulama dan umara (pemerintah). Bagi Menag, dua kelompok tersebut mestinya saling membutuhkan dan menguatkan.
” Ulama dan umara ibarat sayap kanan dan sayap kiri pada seekor burung yang saling membutuhkan dan saling menguatkan,” ujarnya.
Menag juga mengatakan kehidupan masyarakat Indonesia tidak bisa lepas dari nilai-nilai agama. Peran ulama dalam menentukan arah bangsa besar sekali. Terutama di tengah era informasi cepat yang sering memunculkan pemahaman instan.
Sementara itu, Ketua Umum MUI KH Ma’ruf Amin berpesan agar peserta halaqoh tidak meninggalkan keturunan yang lemah. Salah satu cara untuk menguatkan keturunan, menurut Kiai Ma’ruf, adalah melalui pengembangan pendidikan.
Kiai Ma’ruf berharap agar ulama-ulama menjadi agen perubahan di tengah masyarakat. Peran itu semakin penting karena tantangan yang dihadapi umat saat ini semakin kompleks.
Untuk itu, ujar Kiai Ma’ruf, ulama harus pintar menjawab tantangan-tantangan tersebut.
“Sekarang ulamanya kurang pintar, setannya pintar-pintar,” ujar Kiai Ma’ruf. (Azhar/Din)