JAKARTA— Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof Nasaruddin Umar menjelaskan persaudaraan antariman atau ukhuwah imaniyah dalam Alquran.
Dia menjelaskan, dasar tersebut menjadi dalil dalam persaudaraan lintas agama.
Hal itu dia sampaikan dalam Pembukaan Konferensi Internasional bertema Agama, Perdamaian, dan Peradaban yang digelar Majelis Ulama Indonesia pada Ahad (21/5/2023) malam.
“Manusia dan kemanusiaan itu sebenarnya satu (humanity is only one) dalam Alquran,” kata Prof Nasaruddin, dikutip dari TVMUI, Senin (22/5/2023).
Alquran, kata Prof Nasaruddin, menyuruh kepada kita untuk memuliakan Bani Adam dalam surat Al Isra ayat 70. Apapun agamanya, etniknya, dan warga negaranya wajib untuk dimuliakan:
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِىٓ ءَادَمَ وَحَمَلْنَٰهُمْ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ وَرَزَقْنَٰهُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَفَضَّلْنَٰهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلً
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.”
Ayat di atas menggunakakan istilah karramna (memuliakan), bukannya menggunakan kata fadldlalna (menghormati). Yang pertama menekankan aspek kesakralan manusia dan yang kedua menekankan aspek profanitas manusia.
“Tidak ada kitab suci yang memperkenalkan istilah bani adam kecuali Alquran. Ini jadi dasar bagi jaminan hak asasi manusia,” jelasnya.
Prof Nasaruddin mengakui penghormatan Alquran terhadap manusia sangatlah luar biasa. Alquran dalam ungkapan retoriknya selalu menjunjung persaudaraan kemanusiaan tanpa menunjuk secara spesifik terhadap agama Islam.
Dalam Surat Al Hujarat ayat 10 juga menyebut persaudaraan itu ada di antara orang-orang beriman:
اِنَّمَا الۡمُؤۡمِنُوۡنَ اِخۡوَةٌ فَاَصۡلِحُوۡا بَيۡنَ اَخَوَيۡكُمۡ ۚوَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُوۡنَ
“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.””
Prof Nasaruddin menjelaskan, Alquran tidak menggunakan ungkapan innamal muslimuna, melainkan innamal mukminuna, bahwa persaudaraan dengan orang-orang yang beriman itu dikenalkan dalam Alquran.
“Jadi Beberkan Ukhuwah Imaniyah, Prof Nasaruddin: Jangan Persoalkan Perbedaan itu perlu untuk kita perkenalkan. Tidak perlu kita mempersoalkan perbedaan karena ia adalah lukisan tuhan,” terang Prof Nasaruddin.
Konferensi ini merupakan hasil kerja sama MUI dengan Liga Muslim Dunia. Kegiatan ini digelar sebagai bentuk kontribusi MUI untuk mengarusutamakan keberagamaan yang berkontribusi bagi perdamaian dan peradaban.
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Marsudi Syuhud berbagi tentang kehidupan bangsa indonesia yang tetap hidup berdampingan dengan damai meskipun terdiri dari keberagaman suku, ras, dan agama.
“Dalam forum ini kami akan berbagi pengalaman hidup bersama di antara orang-orang yang berbeda agama di Indonesia yang bersumber dari semboyan bangsa Indonesia ‘Bhineka Tunggal Ika’,” kata dia saat membuka secara resmi Konferensi di Jakarta, Ahad (21/5/2023).
(A Fahrur Rozi/ Dhea Oktaviana ed: Nashih)