JAKARTA – Perkembangan dunia saat ini sudah masuk pada babak baru peradaban. Salah satu faktor utamanya adalah perkembangan arus globalisasi yang sangat pesat. Saat ini, seluruh elemen dituntut untuk dapat beradaptasi dengn perkembangan tersebut.
“Peran ilmu pengetahuan (sains) sangat penting dalam upaya membangun peradaban, dan bahkan ia berfungsi sebagai kunci peradaban,” ungkap Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin pada Konferensi Internasional “Agama, Perdamaian, dan Peradaban” Majelis Ulama Indonesia (MUI), di Golden Ballroom The Sultan Hotel & Residence, Jl. Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Senin pagi (22/05/2023).
Dalam membangun sebuah peradaban, pemahaman terkait ilmu pengetahuan (sains) memegang peran penting. Dengan pemahaman ilmu pengetahuan yang baik, akan lebih mudah beradaptasi dengan perkembangan arus globalisasi.
Mantan Ketua Umum MUI ini menegaskan bahwa tidak benar anggapan tentang ilmu pengetahuan yang dianggap sebagai penyebab terjadinya kerusakan dan kekacauan di muka bumi. Pendapat Wapres, sumber kerusakan dan kekacauan di muka bumi adalah nafsu serakah manusia yang menyalahgunakan ilmu pengetahuan.
“Penting untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang menguasai kunci peradaban tersebut, yaitu SDM yang unggul, yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,” tegas Wapres.
“Dengan demikian, bangsa Indonesia akan mampu menjadi bangsa maju, dan tidak hanya berfokus pada kepentingan nasional, tetapi semakin berkontribusi besar bagi perdamaian dan kemajuan peradaban dunia,” imbuhnya.
Langkah diplomasi perdamaian telah menjadi nafas dan jiwa bangsa yang diamanatkan dalam Konstitusi UUD 1945, yakni untuk ikut serta dalam mewujudkan perdamaian dunia. Sebagai salah satu negara yang memiliki umat Islam terbesar di dunia, Indonesia juga terus mendorong diplomasi Islam Wasathiyyah, Islam yang rahmatan lil ‘alamin bagi dunia internasional.
“Indonesia turut mendorong penyelesaian konflik di beberapa negara, termasuk aktif dalam mengirimkan misi penjaga perdamaian dan misi kemanusiaan di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa. Demikian pula para ulama dan tokoh agama di dunia yang diharapkan dapat semakin mengambil bagian dalam perumusan tatanan global demi terwujudnya dunia yang lebih adil dan lebih damai”, Sebutnya.
Pada akhir sambutannya, Ulama yang mantan Rais Aam PBNU ini menyampaikan harapannya agar konferensi yang diselenggarakan MUI dan bekerjasama dengan Rabithah Alam Islami dapat melahirkan kesepakatan dan rekomendasi untuk perdamaian dunia.
“Saya berharap Konferensi Internasional ini dapat melahirkan kesepakatan-kesepakatan dan rekomendasi yang akan semakin meneguhkan posisi umat Islam dalam kancah internasional, demi terwujudnya perdamaian dan tegaknya muru’ah kemanusiaan,” pungkasnya.
(Dhea Oktaviana/Angga)