JAKARTA -Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI, KH Cholil Nafis ajak para khatib muda agar menunjukkan wawasan yang luas, global dalam setiap khutbahnya.
“Kita harus punya wawasan yang luas, globalisasi Islam,” tegasnya dalam acara Training Intensif Calon Khatib Muda Indonesia seperti dikutip dari TVMUI, Jumat (12/5/2023).
Dirinya menjelaskan bahwa pemikiran luas diperlukan karena nantinya para khatib muda akan dihadapkan pada pemikiran yang ekstrem. Entah itu ekstrem kanan (fundamentalis) atau ekstrem kiri (liberalis).
“Ada yang semuanya boleh, ada juga yang memandang semuanya enggak boleh, sekarang ada radikal kanan dan radikal kiri, sama-sama ngamuk,” terangnya.
Karakter berwawasan luas, tutur Kiai Cholil, akan menempatkan khatib di tengah-tengah, wasathiyyatul Islam (Islam moderat), adil, dan proporsional.
Selain itu, Kiai Cholil menegaskan bahwa khatib harus memiliki kompetensi. Secara teknis seorang khatib bacaan Alqurannya sesuai ilmu tajwidnya, memahami hadits dan memahami pendapat ulama.
Lebih lanjut, Ketua MUI itu juga mengharuskan para khatib menanamkan cinta tanah air dalam dirinya. Karena negara tidak hanya membutuhkan militer untuk pertahanan, tapi juga membutuhkan ulama untuk keamanan negara dari perang pemikiran.
“Maka teman-teman sekalian kalau khutbah, saat itu teman-teman sedang menjaga pertahanan negeri ini, untuk membela negeri ini dan cinta negara bagian dari iman,” pungkasnya.
Dalam acara pembukaan TICKMI I yang mengusung tema “Menjadikan Indonesia Bermoral Melalui Khatib yang Kompeten dan Profesional” ini, juga hadir Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH. Cholil Nafis, Komisaris Utama Bank Syariah Indonesia, Ir Adiwarman Azwar Karim, Pimpinan PP Sulaimaniyah UICCI, Dr Hakan Soydemir, Shad Network (SNW), dan tentunya 40 peserta calon khatib muda terpilih. Program pelatihan ini dibuka dan diresmikan Ir Adiwarman Azwar Karim selaku Komisaris Utama Bank Syariah Indonesia (BSI).
Dalam sambutannya, Adiwarman menyampaikan bahwa acara pelatihan ini bukan yang pertama dan terakhir, melainkan akan terus berlanjut angkatan II, III dan seterusnya, di kota-kota lainnya di seluruh Indonesia.
“Jadi artinya sahabat-sahabat sekalian, kalian harus bangga karena kalian menjadi yang paling seniornya, pioneernya, yang maju ke depan bawa obor diikuti oleh angkatan-angkatan lainnya,” kata dia kepada para peserta TICKMI I. (Shafira Amalia/Ilham/Angga)
(Ilham Fikri/Angga)