Makassar, muisulsel.or.id – Bulan Suci Ramadan merupakan rahmat, berkah, serta ampunan. Bulan yang sangat dinantikan karena memiliki nuansa yang begitu istimewa bagi setiap muslim, dimanapun berada. Puasa sendiri dimaknai sebagai menahan diri dari segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa.
Menahan diri untuk tidak melakukan sesuatu yang dilarang, mulai dari terbitnya fajar sampai dengan tenggelamnya matahari dengan disertai niat.
Hakikat puasa sebenarnya tidak sebatas menahan lapar dan dahaga seperti makan ataupun minum, melainkan memiliki makna yang lebih luas bagi umat muslim yang menjalaninya.
Dengan berpuasa diharapkan seseorang akan menjaga nafsu dan syahwat. Selain itu, puasa juga bermakna menahan diri dari segala sesuatu yang dibenci Allah, baik yang bisa dilakukan oleh mata, lisan, telinga, serta anggota badan lainnya.
Orang yang berpuasa tetapi masih melakukan kebohongan, menggunjing, memfitnah, menyebarkan hoaks, maupun melakukan tindakan-tindakan yang dapat merugikan pihak lain, maka hal yang demikian tentu saja dapat membatalkan pahala ibadah puasa yang dikerjakannya.
Melalui ibadah puasa sebulan penuh, setiap muslim ditempa agar dapat menjadi insan yang peka, peduli, dapat merasakan derita sesamanya, serta akan melahirkan sikap ta’awun yakni semangat tolong menolong dan bekerja sama dengan orang lain secara tulus.
Sikap beragama yang tidak sebatas membentuk pribadi yang saleh secara individu, melainkan juga akan melahirkan kesalehan sosial. Sikap peduli terhadap nasib sesama serta mampu memupuk solidaritas sosial.
Setiap muslim yang berpuasa diharapkan mampu menumbuhkan benih-benih kasih sayang, tolong menolong, serta dapat membangun solidaritas sosial dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara, serta kemanusiaan secara universal.
Dr KH Mustari Bosrah MA (Wakil Ketua MUI Sulsel) dalam ulasan ceramahnya mengajak kaum muslimin untuk peka terhadap kondisi ekonomi masyarakat lemah. Menurutnya dengan bepuasa akan melahirkan jiwa tolong menolong antar sesama. “Banyak saudara kita di luar sana membutuhkan bantuan kita baik itu makanan, pendidikan dan sosial lainya, ” katanya.
Lebih lanjut KH Mustari mengatakan salah satu hikmah puasa adalah melatih seorang untuk untuk merasakan penderitaan orang lain dan memahami kehidupan orang lain yang kurang beruntung.
Adapun Implementasi dari puasa adalah mengajak kita untuk mengeluarkan zakat apabila suda mencukupi nisabnya, infak dan sedekah.”Mari di Bulan Puasa ini kita tingkatkan kepedulian sosial kita membantu orang yang membutuhkan,misalnya menyantuni anak yatim dan memberikan biaya pendidikan pada mereka” katanya dikutip dari ulasan ceramah di Channel YouTube MUI Sulsel pada (8/4/2023).
Ia mengutip surah Al Maidah ayat 2 Allah Swt berfirman “Saling Menolonglah kamu dalam melakukan kebajikan dan taqwa. Dan jangan saling menolong pada perbuatan yang dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah SWT. Sebenarnya siksaan Allah Swt sangatlah pedih”.
Banyak anak-anak kita diluar sana membutuhkan bantuan kita, mereka tidak menempuh pendidikan karena kurangnya biaya dan terlantar dari orang tuanya, ” tutupnya.
Simak video lengkapnya di bawah ini
(Irfan Suba Raya)
The post Puasa Bangkitan Kepedulian Sosial appeared first on MUI Sul Sel.