JAKARTA— Hasil pantuan Tim Pemantau Tayangan Ramadhan Televisi 1444 H/2023 M Majelis Ulama Indonesia (MU) pada sepuluh hari pertama mendapatkan sejumlah temuan korektif dan apresiatif, di antaranya adalah di stasiun televisi Trans TV.
Anggota Tim Pemantau Tayangan Ramadhan MUI, Elvi Hudriyah, menggarisbawahi masih adanya goyang erotis, body shaming, dan unsur propaganda homoseksual dalam tayangan Ramadhan di Trans TV.
“Ironisnya program tersebut menggunakan istilah Ramadhan sebagai nama programnya,” kata dia dalam Ekspos Hasil Pantauan Tayangan Ramadhan 1444 H/2023 M, di Jakarta, Kamis (6/4/2023).
Dia menjelaskan misalnya, pada 25 Maret menghadirkan bintang tamu Inul Daratista. Dalam kesempatan tersebut, Indul tampil menari dengan tarian ngebor. “Penampilan itu tidak pantas ditayangkan saat umat Islam, sedang bersiap-siap melaksanakan berbuka puasa,” kata dia.
Sehari sebelumnya juga, tepatnya pada 24 Maret, hadir sebagai tamu di Ramadhan itu Berkah Dewi Persik yang berjoget dengan ciri khas gayanya yang meliuk liuk duet dengan Meldy.
Sementara itu, dia menambahkan obrolan Ruben dengan bintang tamu Richard mengandung unsur homo, terlihat dari body language dan tutur katanya.
Sementara, unsur body shaming terlihat dari kata-kata yang dilontarkan Richard kepada Mpok Alpa dan Inyong (suaminya) dengan mengatakan bahwa wajah mereka jelek.
Evi mengingatkan komitmen lembaga penyiaran dalam halaqah yang digelar Komisi Infokom MUI beberapa waktu lalu agar sebaiknya tidak menggunakan kata Ramadhan untuk konten tayangan yang justru berseberangan dengan semangat bulan suci itu.
“Hindari tarian erotïs di acara vareity show, banyolan homoseks, kekerasan, pelecahan, dorongan, dan lemparan. Itu mungkin jadi catatan tersendiri,” kata dia.
Dia mengajak lembaga penyiaran untuk bersama-sama membangun nuansa Ramadhan dengan tayangan yang mendukung kondisivitas bulan suci. “Mari kita tayangkan nilai Islam dalam rangka memaksimalkan kemuliaan Ramadhan,” ujar dia.