JAKARTA— Ketua Komisi Perempuan, Remaja dan Keluarga (KPRK) MUI, Siti Ma’rifah, menyatakan memasuki era digital 4.0, penggunaan gadget tak lagi bisa dihindari sehingga segala bentuk perkembangan menuntut penyikapan.
Saat menyampaikan sambutan dalam Workshop dengan mengangkat tema “Bijak Menggunakan Gadget Sejak Dini di Era Digital” di Gedung MUI, Jakarta, Senin (2/13/2024), Siti Ma’rifah mengatakan, di satu sisi tentu manfaat digitalisasi juga dirasakan tetapi di sisi lain di era keterbukaan ini semua informasi baik ataupun buruk dapat tersaji hanya dengan sentuhan tangan melalui gadget.
“KPRK MUI memandang perlunya perlindungan anak terhadap bahayanya penggunaan gadget agar bagaimana tontotan bisa menjadi tuntunan,” kata dia.
Siti Marifah menjelaskan, sejalan dengan tugas MUI sebagai khadimul ummah wa shadiqul hukumah, pelayan umat dan mitra pemerintah, juga dalam rangka memberikan perlindungan baik itu terkait hifdzud din (menjaga agama), hifdzun nafs (menjaga jiwa), hifdzun nasl (menjaga keturunan). Hal ini karena bahaya gadget luar biasa seperti ada unsur pornografi, kekerasan, dan unsur lain yang dapat juga membahayakan generasi mendatang.
Dia mengutip data Asosiasi penyelenggara internet Indonesia(APJII), jumlah penduduk Indonesia yang terkoneksi dengan Internet pada 2021-2022 mencapai 210 juta orang meningkat dari sebelumnya 175 juta orang.
Siti Ma’rifah juga mengutip data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang menyebutkan 79 persen orang tua memberikan izin kepada anaknya untuk menggunakan gadget selain untuk keperluan belajar dan hanya 21 persen orang tua yg melarang penggunaan gadget kecuali untuk belajar.
Sementara, kata dia, catatan dampak gadget ini sebagaimana yang dirilis Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) yang menunjukkan jumlah kasus kekerasan berbasis gender online (KBGO) di ranah publik mencapai 69 persen.
“Dari total pengaduan ke komnas perempuan, dan laporan tersebut sangat terbantu dengan dimulainya gerakan dare to speak up, melaporkan kekerasan pada perempuan dan anak di ruang publik maupun virtual,” ujar dia.
Dia mengatakan, Komisi PRK berharap agenda Workshop ini menjadi salah satu ikhtiar dalam mencegah dampak buruk gadget dan memberikan arahan pada masyarakat agar bijak dalam menggunakannya.
Ini antara lain dengan menghasilkan instrumen buku saku sebagai pedoman bagi anak-anak kita dalam menggunakan gadget secara bijak agar tercipta generasi yang sehat fisik dan mentalnya menyongsong Indonesia Emas 2045. (Junaidi, ed: Nashih)