Makassar, muisulsel.com – Masyarakat madani menurut Anwar Ibrahim perdana Menteri Malesia) adalah masyarakat yang di bangun sistim yang subur dan berasaskan pada prinsip moral yang menjamin kebebasan individu dan kestabilan masyarakat yang biasa disebut civil socity yakni masyarakat yang berperadaban yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etis dalam mewujudkan kehidupan Bersama yang maju dan modern.
Salah satu diantara indikator atau karakteristik masyarakat madani itu adalah masyarakat yang sangat konsen dengan perkara makanan yang akan dikomsumsi. Mereka harus memastikan bahwa makanan tersubut adalah halal dan Thoyyib. Persoalan ini merupakan persoalan yang sangat urgen dan diterminan karena sangat menentukan masa depan seseorang baik secara individu maupun sosial, baik dalam dimensi duniawi terlebih-lebih lagi dalam dimensi ukhrawi.
Halal adalah lawan dari kata haram. Dimana halal berasal dari akar kata Hiil artinya terlepas, terbebas, lawan dari kata Aqdun yang berarti terikat. Artinya barang atau makanan yang halal itu adalah makanan yang bebas dan boleh dikomsumsi baik dari segi zatnya maupun prosesnya
Sementara Thoyyib mengandung arti baik, berkualitas, dan bermanfaat, tetapi istilah thoyyib dalam perkara makanan bersifat subyektif dan relative. Ada makanan yang secara zatnya baik, dan berkualitas tetapi tidak bermanfaat bagi seseorag yang memiliki penyakit tertentu seperti kolestrol, diabetes melitus, gangguan pencernaan, gangguan jatung, ginjal, gangguan organ tubuh tertentu, hipertensi dll. Dengan demikian makanan yang halal dan baik belum tentu bermanfaat bahkan mendatangkan mudharat jikalau dikomsumsi bagi mereka yang memiliki Riwayat penyakit yang kontas dengan makan tersebut.
Perintah untuk mengkomsumsi makanan yang Halal dan Thoyyib ini telah difirmankan oleh Allah dalam berbagai ayat yang bertebaran dalam al-Qur’an, diantaranya apa yang terdapat dalam QS. Al-Baqarah:168-169 :
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ ١٦٨ اِنَّمَا يَأْمُرُكُمْ بِالسُّوْۤءِ وَالْفَحْشَاۤءِ وَاَنْ تَقُوْلُوْا عَلَى اللّٰهِ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ ١٦٩
“Hai sekalialian manusia makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat dibumi, dan janganlah kamu mengikuti Langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu.”
Sesungguhnya syaitan itu hanya berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang kamu tidak ketahui.”
Selain dari ayat diatas perintah untuk mengkomsumsi makan yang hal juga terdapat dalam QS. Al-Maidah: 88
وَكُلُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْٓ اَنْتُمْ بِهٖ مُؤْمِنُوْنَ ٨٨
“Makanlah apa yang telah Allah anugerahkan kepadamu sebagai rezeki yang halal lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah yang hanya kepada-Nya kamu beriman.”
Demikin pula dalam QS. Al-Anfal :69
فَكُلُوْا مِمَّاغَنِمْتُمْ حَلٰلًا طَيِّبًاۖ وَّاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ٦٩
“(Jika demikian halnya ketetapan Allah,) makanlah (dan manfaatkanlah) sebagian rampasan perang yang telah kamu peroleh itu sebagai makanan yang halal lagi baik dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Hal yang senada juga di firmankan Allah dalam QS. An-Nahel: 114
فَكُلُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ حَلٰلًا طَيِّبًاۖ وَّاشْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ اِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ ١١٤
“Makanlah sebagian apa yang telah Allah anugerahkan kepadamu sebagai (rezeki) yang halal lagi baik dan syukurilah nikmat Allah jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.”
Dan beberapa ayat al-quran yang lainnya yeng mengarahkan kita untuk konsen dan perhatian dengan memertimbangkan makanan tersebut bernilai Halal dan Thoyyib.
Mengapa kita diperintahkan untuk mengkomsumsi makanan yang halal dan thoyyib ?, tidak lain adalah wujud kecintaan dan kasih saying Allah kepada manusia agar hidupnya sehat, berkualitas, terhindar dari berbagai penyakit dan bahaya yang memungkinkan mereka hidup dan berkembang susuai fitrahnya dan fungsinya sebagai khalifah Allah dibumi yang akan mmenciptakan kehidupan yang damai, aman, sejahtera, berkeadilan, berperadaban yang kemudian dikenal dengan istilah kontemporer dengan masyarakat Madani.
Karena itu sekali lagi mengapa agama kita menuntun ummatnya untuk memperhatikan perkara makan yang halal dan thoyyib kerena beberpa alasan , diantaranya:
- Menghilangkan keberkahan
Berkah artinya sesuatu yang mencukupkan dan mendatangkan kebaikan ( berkualitas), .meskipun secara kuantitas (jumlah) tidak terlalu banyak. Sebagai salah saatu contoh makanan yang sedikit dan berberkah akan mampu mencukupkan dan mengenyangkan banyak orang, sebaliknya makan yang banyak tapi tidak berberkah tidak akan mencukupkan dan mengenyangakn banyak orang. Demikian halnya dengan perkara materi, keuangan, harta benda dan hal-hal yang betrsifat duniawi. Allah SWT telah berfirman dalam al-Qur’an QS.Az_Zuhruf: 32:
اَهُمْ يَقْسِمُوْنَ رَحْمَتَ رَبِّكَۗ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَّعِيْشَتَهُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۙ وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجٰتٍ لِّيَتَّخِذَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا سُخْرِيًّا ۗوَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ ٣٢
“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian yang lain. Rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.”
- Penyebab tertolaknya do’a
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim Rasulullah pernah bersabda :
ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ ياَ رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ ]رواه مسلم
“Seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh rambutnya kusut , mukanya berdebu menengadahkan kedua tangannya kelangit sambil berdo’a ,” Wahai Robku! Wahai Robku!, padahal makanannya haram, mulutnya disuap dari yang haram, maka bagaimana mungkin do’anya akan diterima?.” (HR Muslim)
- Merusak Hati dan Akal
Makanan yang haram dapat mempengaruhi hati dan pikiran seseorang . jika seseorang makan makanan yang baik atau makanan yang halal maka hatinya juga dapat menjadi baik, demikian juga sebaliknya jika makan makanan yang haram hati seseorang dapat tercemari termasuk dalam shalat dan hal itu akan mempengaruhi kekhusyuan seseorang dalam beribadah. Rasulullah SAW. bersabda:
- Terhalangnya/ tertolaknya amal kebaikan yang lain
Siapapun diantara ummat islamyang memakan makanan yang haram maka amal ibadahnya tidak akan diterima oleh Allah SWT. Dalam waktu 40 hari seperti yang disabdakan oleh Nabi kita Muhammad SAW yang diriwayatkan Imam Tabrani:
“ Ibnu Abbas berkata bahwa Sa’ad bin Abi Waqas berkata kepada Rasulullah SAW: “Ya Rasulullah doakanlah aku agar menjadi orang yang dikabulkan do’a-do’anya oleh Allah.” Maka Rasulullah pun bersabda “ Wahai Saad perbaikilah makananmu ( makanlah makanan yang halal) niscaya engkau akan menjadi orang yang akan dikabulkan do’a-do’amu . Dan demi jiwaku yang ada ditangan_Nya seungguhnya jika ada seseorang yang memasukkan makanan dalam perutnya, niscaya tidak akan diterima amalnya selama 40 hari , dan seorag hamba yan dagingnyag tumbub dari hasil penipuan dan riba, maka neraka lebih baiknya dan Pantas untuknya.”
- Makanan yang haram akan membawa seseorang kedalam neraka
Makanan yang haram yang dimakan oleh seseorang akan merubah menjadi daging, dan daging tersebut dapat membawa seseorang ke neraka sebagaimana dalam sebuah hasdits :
كُلُّ لَحْمٍ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ فَالنَّارُ أَوْلَى بِهِ.
“ Setiap daging yang tumbuh dari yang haram maka Neraka lebih pantas baginya.”( Hadits riwayat Ath-Thabrani dalam Al-Kabir, 19/136; Shahihul Jami’, 3594.).”
- Merusak hati dan kebaikan
- Mendatangkan kegelisahan
- Merusak panca indra dan organ tubuh lainnya
- Merusak pikiran , ingatan dan kecerdasan
- Menjadi pemicu dan pendorong perbuatan maksiat dan kejahatan lainnya
- Menghilangkan kepekaan dan kepedulian terhadap orang lain
Penjelasan tentang urgensi makana hahal dan thoyyibah dalam mewujudkan masyarakat madani akan dijabarkan dalam beberapa bentuk kisah-kisah tauladan.
The post Urgensi Makanan Halal dan Thoyyib Wujudkan Masyarakat Madani appeared first on MUI Sul Sel.