JAKARTA— Ketua MUI Bidang Informasi dan Komunikasi (Infokom), KH Masduki Baidlowi, menyampaikan pentingnya ideologi pers nasional untuk menghadapi disrupsi digital. Ideologi atau pemahaman seperti itu penting sehingga arah dunia media di Indonesia lebih terarah.
“Jadi memang dibutuhkan adanya ideologi pers nasional, bagaimana orientasi yang dibangun ke depan, ” kata Kiai Masduki dalam Halaqah Mingguan Komisi Infokom MUI ke-24, Kamis (19/01/2023).
Kiai Masduki menyebut, terdapat sejumlah tantangan media nasional kala menghadapi disrupsi digital. Salah satunya, kata dia, soal adaptasi terhadap keseimbangan baru digital.
Menurutnya, negara-negara yang berhasil membangun keseimbangan tersebut memiliki pola yaitu keterlibatan pemerintah di dalamnya.
“Sejauh ini kita selalu mendorong adanya kebijakan afirmatif dari pemerintah untuk media nasional kita,” papar dia.
Tantangan selanjutnya, kata Kiai Masduki, adalah keberadaan media global yang sangat dominan. Media nasional perlu terus berupaya melakukan fitlerisasi dari platform media global. Tidak jarang, kegagalan filterisasi itu membuat beberapa media gulung tikar.
Corak media yang lebih dipandang sebagai investasi atau bisnis semata juga membuat beberapa media tidak bisa bertahan. Kalaupun bertahan lebih sering harus menomorduakan kualitas pemberitaan.
“Kita perlu meneguhkan komitmen agar media nasional tidak sekadar investasi belaka, ” ujarnya.
Di samping itu, lanjut Kiai Masduki, disrupsi digital juga sangat berpengaruh terhadap tatanan dan sistem sosial masyarakat. Bahkan tidak jarang menciptakan keterbelahan atau polarisasi umat.
Keterbelahan benar-benar dapat dirasakan akibat penyalahgunaan media digital dan politik nasional. Tantangan itu semakin kompleks mengingat umat akan dihadapkan dengan politik nasional lima tahunan dalam waktu dekat.
“Ini salah satu hal yang perlu kita seriusi bersama agar dampak yang diakibatkan tidak sampai membuat keterbelahan umat,” kata Kiai Masduki menjelaskan.
(A Fahrur Rozi/Azhar)