JAKARTA— Ketua Komisi Dakwah MUI, KH Ahmad Zubaidi menyampaikan bahwa salah satu program utama Komisi Dakwah adalah menumbuhkan Islam Wasathiyah melalui pendakwah. Hal ini menyusul puncak tahun politik tinggal setahun lagi sehingga 2023 menjadi tahun yang tinggi tensi politiknya.
“Indonesia pada 2023 ini kan memasuki tahun politik, biasanya mulai marak aktivitas politik. Kita memberikan pengawalan kepada masyarakat karena dikhawatirkan nanti terjadi keributan maupun bentrokan akibat perbedaan pilihan politik, ” ujar Kiai Zubaidi, Selasa (03/01/2023) kepada MUIDigital.
Dikatakannya, ustaz maupun ustazah harus mewaspadai agar jangan sampai agama dijadikan bungkus komoditas politik yang memecah belah.
“Kampanya seperti memilih A berarti ke surga, memilih B berarti ke neraka itu harus kita hindari dan jangan sampai terjadi, ” ungkapnya.
Akademisi UIN Jakarta itu menyampaikan, Komisi Dakwah MUI akan mendorong ustaz dan ustazah untuk berkomtimen menjaga keutuhan NKRI. Dakwah harus diniatkan untuk mengharapkan ridho Allah SWT sehingga mengutamakan pencerahan dan bimbingan untuk umat.
“Kita harus membangun persatuan umat, persaudaraan umat, dan kita harus mampu membangun ukhuwah islamiah, ukhuwah wathoniyah, serta ukhuwah basyariah, ” ungkapnya.
Selain itu, Kiai Zubaidi menambahkan, tahun baru sebagai momen perubahan zaman seringkali menjadi momen perubahan karakter manusia. Peran ustaz dan ustazah di sini menjadi penting dalam mengawal perubahan itu menjadi lebih baik.
“Pada tahun ini dakwah justru harus semakin ditingkatkan dan digalakkan agar kehidupan bermasyarakat dan berbangsa tidak terganggu, ” ujarnya.
Selain itu, Kiai Zubaidi menambahkan, 2023 harus disikapi sebagai tahun mendekatkan diri kepada Allah SWT. Beberapa waktu terakhir, Indonesia sering menghadapi bencana mulai tanah longsor, gempa bumi, sampai banjir yang terjadi di beberapa daerah.
“Para pendakwah kita ajak untuk menyeru umat terus mendekatkan diri kepada Allah SWT, ” ujarnya.
(Siti Nurmah Putriani/Azhar)