Gowa, muisulsel.com – Sebuah kutipan ayat Alquran yang artinya, “Sesungguhnya Allah menciptakan kalian dari bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk saling mengenal”. Ayat yang dikemukakan oleh Dr Mahmud Suyuti dalam diskusi publik kali ini tentang ukhuwah di mana ia mengulas makna dari Ukhuwah Wathaniyah.
Sejak Nabi berhijrah ke Madinah, pada waktu itu telah diterapkan istilah Ukhuwah Wathaniyah, persaudaraan sesama muslim. Selain dari itu Nabi juga tanpa memandang masyarakatnya dari suku ras agama dan warna kulit asalkan ia tinggal dan menetap di kota Madinah, maka itulah Ukhuwah Wathaniyah.
“Selama ia manusia baik dari golongan mana, dari jenis apa warna kulitnya, cantik dan tidaknya seseorang itu, tetap ia adalah saudara kita yang harus dihargai. Bahkan setelah mati pun tetap saudara kita,” ungkap Mahmud Suyuti.
Kita tidak bisa memandang sebelah mata terhadap umat lain seperti umat Kristiani yang saat ini sedang merayakan Natal. Hal tersebut tidaklah menjadi persoalan apabila kita ingin mengucapkan Selamat Natal kepada saudara kita sesama manusia.
Saya sendiri pun mengucapkannya pada halaman-halaman sosmed seperti facebook. Mengapa demikian? Sebab boleh jadi di penghujung hayatnya mereka menjadi mualaf dan lebih baik dari kita sehingga kematiannya disebut husnul khotimah, kata Mahmud Suyuti melanjutkan bahasannya.
Selain dari ukhuwah sesama manusia, Islam juga mengenal yang namanya ukhuwah dengan alam di mana Kita sebagai manusia diperintahkan untuk bersahabat dengan alam sekitar.
Sehingga boleh jadi orang-orang yang terhindar dari musibah tanah longsor misalnya, itu karena bersahabat dengan tanah. Irang-orang tertentu yang bisa berjalan di atas air karena bersahabat dengan air dan masih banyak contoh-contoh ukhuwah lainnya yang disebut sebagai ukhuwah Alamiyah.
Pernyataan yang sangat menarik yang dikemukakan oleh Mahmud Suyuti terkait ukhuwah ini adalah “Ukhuwah alamiyah di mana kita bersahabat dengan alam. Apabila kita memasuki suatu daerah misalnya masuk ke Makassar, mengucapkan Assalamualaikum ya ahlal gharya, atau semisal kita masuk ke kota lainnya seperti Maros maka mengucapkan salam sehingga semua tanah pepohonan dan air mengatakan bagus kepada orang yang datang ini dan mau bersahabat dengan kita, ” menurutnya dihadapan para pemateri lain.
Semua ulasan-ulasan yang dibahasnya ini dijelaskan olehnya selaku salah satu pemateri dalam diskusi publik tentang ukhuwah yang diselenggarakan oleh Komisi Ukhuwah Islamiyah MUI Sulsel dan dipusatkan di ruang studio Fakultas Ushuluddin kampus UIN Alauddin Makassar, pada hari Senin, 26/12/2022 siang.
Diskusi ini juga dihadiri oleh beberapa pemateri lainnya. Hadir juga Ketua Komisi Ukhuwah Islamiyah MUI Sulsel bersama Wakil Ketua, mahasiswa pasca sarjana yang juga sebagai peserta diskusi publik dan para tamu undangan.
Kontributor: Nur Abdal Patta
The post Dr Mahmud Suyuti Ulas Ukhuwah Wathaniyah appeared first on MUI Sul Sel.